Ini jawaban untuk mereka yg memaki2 Hamas, menyalah2kan Hamas, dan mengatakan, “Perang ini adalah kesalahan Hamas! Mengapa Hamas nekad melemparkan roket ke Israel!”
Artikel di bawah ini ditulis oleh orang Yahudi Israel sendiri, dimuat di koran terkemuka Israel : Haaretz.
Buat Anda yang berkali-kali posting komen memaki-maki saya, saya sarankan, baca tulisan ini baik-baik (dan sori, saya tidak akan meloloskan komen murahan yang berisi caci-maki. Bila Anda kontra pada pendapat saya, silahkan sampaikan pendapat Anda sendiri dengan elegan dan sopan!). Orang Israel aja (sebagian) bisa mikir bahwa memang mereka sendiri yang salah kok, mengapa Anda malah membela Israel dan menyalah-nyalahkan Hamas?
***
History did not begin with the Qassams
By Amira Hass (Haaretz.com)
(diterjemahkan oleh Dina Y. Sulaeman; frasa dalam […] adalah penjelasan dari Dina)
Sejarah tidak dimulai dengan roket Qassam. Tapi bagi kita, orang Israel, sejarah selalu dimulai ketika orang Palestina melukai kita dan kemudian luka itu dilepaskan dari konteksnya sama sekali. Kita berpikir bahwa bila kita menimbulkan luka yang lebih besar lagi di tubuh Palestina, mereka akhirnya akan belajar [untuk tidak melukai kita]. Sebagian orang menyebut hal ini sebagai ‘keberhasilan’.
Namun ‘pelajaran’ itu tetap abstrak bagi sebagian besar orang Israel. Media Israel memberitakan informasi yang minim, miskin kebenaran, serta penuh [cerita tentang] jenderal dan orang-orang sejenis mereka . Informasi itu tidak memberi kebanggaan bagi keberhasilan kita: anak-anak yang dibantai dan jasad-jasad yang terkubur di bawah puing-puing, orang-orang terluka yang mati kehabisan darah karena tentara kita menembaki kru ambulans, gadis kecil yang kakinya diamputasi karena lukanya sangat parah akibat [tembakan] berbagai jenis senjata, ayah yang hancur berlinangan air mata, pemukiman pendudukan yang hancur lebur, luka bakar mengerikan akibat fosfor putih [zat kimia yang dipakai pasukan Israel], dan ‘mini-transfer’—puluhan ribu penduduk yang sudah terusir dari rumah mereka dan masih terusir hingga kini, diperintahkan untuk tinggal berjejalan di sebuah area yang secara kontinyu semakin mengecil, dan berada di bawah hujan bom dan granat.
Sejak Otoritas Palestina didirikan, mesin PR (Public Relation) Israel membesar-besarkan bahaya ancaman militer yang ditimbulkan orang Palestina kepada kita. Ketika mereka berpindah dari [penggunaan] batu ke senapan, dari bom Molotov ke bom bunuh diri, dari bom jalanan ke Qassam, dari Qassam ke Grad [peluru kendali], dari PLO ke Hamas, kita berkata dengan nada menang, “Kami sudah bilang, kan? Mereka itu anti Yahudi.” Dan karena itu, kita berhak untuk bersikap buas.
Hal yang membuat militer Israel mampu melakukan kebuasannya –kata yang tepat tak saya temukan di kamus saya- adalah isolasi step-by-step Jalur Gaza. Isolasi itu membuat penduduk Gaza menjadi objek yang abstrak, tanpa nama dan alamat -selain alamat orang-orang bersenjata, dan tanpa sejarah sejak hari yang ditetapkan oleh agen keamanan Shin Bet.
Pengepungan Gaza tidak dimulai ketika Hamas menguasai organ keamanan di sana, atau ketika Gilad Shalit ditawan, atau ketika Hamas terpilih dalam pemilu demokratis. Pengepungan itu dimulai th 1991-sebelum ternjadi bom bunuh diri. Dan sejak itu, proses pengepungan menajdi semakin canggih dan mencapai puncaknya tahun 2005.
Mesin PR Israel dengan gembira menampilkan proses penarikan pasukan [thn 2005] sebagai berakhirnya pendudukan, tanpa tahu malu menutupi fakta sesungguhnya. Isolasi dan penutupan [Gaza] disebut-sebut sebagai ‘keperluan militer’. Tapi kita adalah gadis dan bujang yang sudah besar, dan kita paham bahwa ‘keperluan militer’ dan kebohongan yang terus-menerus itu demi mecapai tujuan negara. Tujuan Israel adalah untuk menggagalkan ‘solusi dua negara’ yang diharapkan dunia sejak Perang Dingin berakhir tahun 1990. Ini bukanlah solusi yang sempurna, tapi orang Palestina akhirnya bersedia menerimanya.
Gaza bukanlah kekuatan militer yang menyerang tetangganya yang kecil dan pencinta damai, Israel. Gaza adalah wilayah yang dijajah Israel tahun 1967, bersama dengan Tepi Barat. Penduduknya adalah bagian dari bangsa Palestina, yang kehilangan tanah dan tanah airnya pada tahun 1948.
Pada tahun 1993, Israel memiliki kesempatan emas untuk membuktikan kepada dunia bahwa apa yang dikatakan orang tentang kita tidaklah benar, bahwa Israel bukan negara kolonialis. Bahwa pengusiran sebuah bangsa dari tanah air mereka demi pendirian [negara] Yahudi bukanlah basis dan inti dari keberadaan Israel. Pada tahun 1990-an [proses perundingan Oslo], Israel memiliki kesempatan untuk membuktikan bahwa [kejadian] tahun 1948 bukanlah paradigma Israel.
Tapi, Israel melepaskan kesempatan itu. Bahkan, Israel mempercanggih teknik perampokan tanah dan pengusiran orang-orang dari rumah mereka; dan mengepung orang-orang Palestina di wilayah yang terisolasi. Dan sekarang, selama hari-hari yang gelap ini, Israel sedang membuktikan bahwa 1948 tidak pernah berakhir
Salam Alaik…
Mbak dina tulisan2nya sangat bagus dan sangat menarik sekali.. Bolehkah saya copy paste tulisannya untuk saya posting di blog saya.
Terima kasih
@Oezie: Waalaykumsalam.. ya silahkan.. asal dituliskan sumbernya..terimakasih
mbak dina…
semua orang sepakat kalo zionist itu brutal dan penjajah.
cuma dilihat strategi untuk keluar dari penjajahan mereka.
bukankah dengan berdamai dengan yahudi (bukan berarti kalah & mengakui eksistensi negara mereka) perlu dipertimbangkan? jangan asal semangat dari Hamas untuk jihad… akhirnya rakyat sipil, anak2, wanita dan orangtua jadi korban. gaza jadi banjir darah dan air mata.
bukankah dulu Rasul dan para sahabat juga berdamai dengan yahudi… karena beliau dan para sahabat dalam kondisi lemah. itu semua untuk mendapatkan maslahat lebih besar. bukankah Rasul dan para sahabat juga ngungsi (hijrah) dari negeri yang paling mulia (Makkah) yang di situ ada ka’bahnya ke madinah. apa tidak dipertimbangkan untuk ngungsi sementara sambil menyusun kekuatan aqidah, militer, ekonomi dll. lalu baru unjuk kekuatan untuk mengusir yahudi zionis. hasilnya ? seperti rasul dulu bisa meng -fath makkah….
jangan sampai hamas jadi boneka iran untuk tujuan politiknya…
itu aja mbak… makasih.
@Jundi: good point. jawabannya agak panjang, dan sudah saya tulis di tlsn2 yg lain di blog ini..Intinya, selama deal-nya sama Rezim Zionis, damai blm bisa dilakukan. Nature rezim Zionis itu perang (semua “isme” pasti punya ‘nature’.. komunisme begini, liberalisme begitu..semua punya sifat khas sendiri2). Kalau Rezim Zionis sudah dibubarkan, baru bisa bicara damai. Justru proposal Iran itu one state solution (satu negara bersama Islam-Yahudi-Kristen).. detilnya gimana..sudah saya tulis lengkap di buku Ahmadinejad on Palestine.
Salam…Ukhtie Dina,
Tulisan yg luar biasa. Saya sebarkan ke teman-teman.
Ukhtie, ada satu hal yg sy belum paham ttg apa sesungguhnya yg diperjuangkan Zionist Israel di tanah Palestina.
– Apakah hanya menuntut hak atas tanah Palestin berdasarkan history kuno? Tapi ini pun tidak tepat karena ayat-ayat Taurat bukan menunjuk pd orang-orang Israel skrng.
– Apakah hanya seluas wilayah Palestin atau akan meluas? Nil hingga Eufrat?
– Ada yg mengatakan (berdasar hadist yg sy tdk paham derajatnya) ada gunung emas di bawah Palestin, benarkah ini yg dicari oleh Israel?
– Namun ada pula yg mengatakan bahwa yg diperebutkan adalah AIR. Mohon cek ke :
http://kainsa.wordpress.com/rencana-eretz-yisrael/
Mohon komentar ya Ukhtie….
Jazakillah khair.
@Silymi: alaykumsalam..
Ujung2nya tentu saja uang dan kekuasaan. Klaim2 historis dan agama hanya diperalat untuk menarik simpati dunia dan pengusaha2 Yahudi supaya mau mendukung Zionisme. Wilayah yg ingin dikuasai, dari Nil-Eufrat. Ini yg pernah diingatkan Imam Khomeini dalam pidatonya, –kurang-lebih kalimatnya berbunyi:”Jangan pernah lupa bhw deklarasi Zionis adalah penguasaan wilayah dari Nil hingga Eufrat dan hingga kini mereka blm pernah menyatakan mencabut deklarasi itu.” Maksudnya, negara2 dunia jangan sampai percaya bhw yg diinginkan Israel hanya sebagian tanah di Palestina dan merasa bisa menyelesaikan masalah bila ada negara Israel berdiri berdampingan dg Palestina. Karena cita2nya itu (penguasaan Nil-Eufrat), Rezim Zionis akan selalu berusaha memperluas wilayahnya.
Inilah yg disebut oleh Dr Ilan Pappe (cendikiawan Yahudi) sebagai ‘nature’ Rezim Zionis. Sbgmn komunisme, liberalisme, atau kapitalisme punya ‘nature’ (sifat alami) masing2.. begitu pula Zionisme punya ‘sifat alami’. Ilan Pappe menyebut, sifat alami Zionisme adalah perang. Jadi, selama Rezim Zionis berkuasa di Israel, jangan harap ada perdamaian yg hakiki, setiap ada kesempatan Zionis akan terus berperang. Proposal Iran: bubarkan Rezim Zionis dan bentuk pemerintahan demokratis di tanah Palestina melalui referendum yg diikuti oleh semua agama dan etnis (dan pemerintahan yg baru ini juga harus mengembalikan hak2 warga Palestina yg selama ini hidup terusir).
Wah , tulisan tsb memang ditulis oleh orang Israel sendiri, tetapi itu dari sudut pandang pribadi, dan saya ragu apakah ia akan berpendapat sama ketika dia dijadikan Perdana Menteri Israel. Judgment nya adalah apabila gencatan senjata sudah disetujui 2 belah pihak, maka pihak yang menembakkan roket,rudal, bom dsb terlebih dahulu, dan melanggar kesepakatan , maka pihak tersebut memang tidak ada itikad baik untuk berhenti perang. tidak peduli apakah itu Hamas atau Israel. Yang penting Indonesia adalah negara yang cinta damai !
hehehe… telat kasih komen…
Kata siapa Indonesia negara yang cinta damai…. buktinya… gampang sekali kerusuhan terjadi… emangnya tidak ingat tragedi 1998 di jakarta… kerusuhan antar suku di kalimantan, antar agama di ambon, poso… dll…
sekarang… gara-2 ponari gak mau ngobatin juga bisa jadi kerusuhan… sepakbola… wuah gampang dehh…
Mba/Mas Sonata… sudah dikasih tahu bahwa ‘nature’-nya zionis itu memang perang… jadi ya gak bisa damai.. selama zionis… kok susah nerimanya yah bahwa yang paling bermasalah di dunia ini adalah ZIONIS….??? ck.. ck… ck… gak ngerti aku….
Ahh…manusia itu universal adanya.Saya yakin rakyat Israel sendiri pingin hidup aman dan damai berdampingan dg negara tetangganya. Kalau soal perang toh di dunia ini banyak negara yg suka perang walaupun mereka bukan Zionist. Yang paling pas adalah dunia mengakui adanya 2 negara sah : Israel dan Palestina yg berdaulat penuh , saling menghormati dan tidak ada saling terorr, melempar roket dsb. Kita jg terlalu cepat under estimate ke salah satu pihak ,gara-gara terbawa opini dan harus berpikir obyektif. Saya pribadi sangat kagum dg mendiang Yasser Arafat pemimpin PLO yg terus memperjuangkan berdirinya Negara Palestina Merdeka dg cara yg tidak radikal tetapi elegant dan wisdom .
@Sonata: ya, benar, org Israel juga sangat merindukan hidup damai (tingkat eksodus mereka/melarikan diri ke luar negeri, sangat tinggi).. tapi.. cara mereka utk mencapai kedamaian adalah; dengan membunuhi org2 Palestina, supaya tak adalagi org Arab Palestina di sekitar mereka. Mrk tidak mau menerima opsi lain: kembalikan hak2 org2 Palestina, hapus sistem pemerintahan apartheid, dan hentikan aksi2 penghancuran rumah2 org Palestina.. kalau itu mrk lakukan, pasti mrk bisa hidup tenang.
Bu Dina,
Di Israel sendiri banyak kita jumpai Arab Israeli, Ethiopian Israeli dan banyak ras2 lain yg Israeli.Mereka bekerja di banyak profesi.spt : dokter, officer , polisi dll. jadi kalau masalah ras sudah bukan issue lagi. Persoalan nya kalau ada penghancuran rumah2 org Palestina selalu didahului oleh adanya insiden, entah itu sebagai alasan balasan dari teror, bom bunuh diri dsb. Disamping itu juga banyak penghancuran rumah2 orang Yahudi orthodox oleh tentara Israel sendiri di daerah yang masih sengketa karena dianggap melanggar Perda ( kalau di sini ! ).Jadi melihat situasinya , masalah yg timbul di sana adalah lebih condong ke masalah sosial. Andaikan di ke 2 pihak tidak ada golongan radikal ( Yahudi Extremist dan Hamas ) yg nafsunya hanya angkat senjata , mungkin persoalannya lebih mudah. Jadi memandang persoalan Timur Tengah kita tidak boleh stereo type tetapi harus obyektif dan komprehensif tanpa di distorsi oleh opini orang2 yg tidak mengetahui persoalan sebenarnya dan bisanya hanya mengecam! Sekali lagi semua manusia ini adalah ciptaan Allah SWT dan berhak untuk hidup, eksis, menginginkan kedamaian,persamaan hak, martabat, wilayah , negara dsb, dan itu juga berlaku bagi orang Israel dan Palestina.Mereka semua adalah saudara kita.
terimakasih.
Mbak Dina,
Sekali lagi saya tegaskan bahwa terjadinya pembunuhan, pembakaran/ pembolduseran rumah dll itu adalah masalah sosial dan kriminal,bukan tujuan negara dan banyak terjadi di mana-mana di dunia ini. Adanya pembunuhan disebabkan oleh pembunuhan sebelumnya seperti bom bunuh diri, teror, dll sehingga merupakan rangkaian balas dendam. Di Israel juga banyak pemukiman Yahudi yg di bolduser oleh tentara mereka sendiri. Terjadinya situasi yang carut marut di sana disebabkan oleh sifat tamak sekelompok golongan Yahudi Extrem dan Hamas yang sama2 radikal dan inginnya angkat senjata dalam menyelesaikan masalah. Hamas beda dengan Negara Palestina. Yahudi Extrem beda dengan negara Israel karena toh banyak warga negaranya yang keturunan Arab , Afrika, Eropa, Asia dll. Gara – gara ulah kedua kelompok ini , yang lain ikut kena getahnya . Nafsu saling membunuh juga berasal dari kedua kelompok ini dan jangan digeneralisasikan ke kelompok masyarakat lainnya yang lebih besar.
Saya juga yakin mayoritas masyarakat Israel dan Palestina kepingin hidup berdampingan dengan aman tentram dan damai. Saya angkat topi dengan Presiden Mesir Hosni Mubarrak yg berusaha keras memprakasai terwujudnya perdamaian di kawasan Timur Tengah sementara yg lainnya bisanya cuman mengecam dan mengutuk tanpa berbuat apa-apa.
Assalamu alaikum bu Dina menyimak beberapa tulisan di web ini sungguh menyedihkan saya senang bisa bergabung di Bloh bu dina apa lagimembahas tentang kebenaran di timur tengah. Saya pengagunm ahmadinejad dengan keberanian dan mencari kebenaran sungguh hal yang luar biasa semoga Allah memberinya kekuatan dan melindunginya temasuk seluruh keluarnya dari serangan kaum Zionis.saya senang membaca buku yng sudah diterjemahkan yang menyangkut Presiden IRAN semoga bu Dini masih membuat tulisan menyangkut Presiden IRAN saya senang atas kepribadian Pak Ahmadinejad semoga saya bisa mengikutinya Wassalam bu Dini salam dari Makassar beserta seluruh kelaurganya
@Pak Muh.Kasim: alaykum salam wrahmatullah, terima kasih atas kunjungan Bpk ke blog ini:)
@Sonata: maaf, semakin panjang lebar Anda mengungkapkan pendapat Anda, semakin membuktikan Anda kurang banyak membaca dan menggali. Kalau Anda tak percaya pada tulisan saya, org muslim atau org Indonesia (yg menurut Anda cuma bisa mengecam dan berpihak)….coba baca buku Dr. Ilan Pappe, org Yahudi kelahiran Israel, sudah ada terjemahannya, terbitan Elex Media (grup Gramedia; penerbit Kristen), judul: Pembersihan Etnis di Palestina.
Di buku itu Anda akan tahu apa yang sebenarnya terjadi di Palestina.
Kalau Anda bahkan merasa lebih mengerti ttg konflik Palestina_Israel dibanding Dr. Ilan Pappe..wah.. wah… I have nothing to say anymore!