Kebohongan Media Mainstream Soal Libya
©Dina Y. Sulaeman
Moammar Qaddafi memang bukan pemimpin yang baik. Salah satu bukti kebrutalannya adalah aksi ‘pelenyapan’ Imam Mousa Sadr. Pada 25 Agustus 1978, tokoh pendiri Hizbullah-Lebanon, Imam Musa Sadr, bersama dua orang yaitu, Syeikh Muhammad Yaqub dan Abbas Badruddin, pimpinan redaksi kantor berita Lebanon, tiba di Libya. Menurut rencana tanggal 29 atau 30 Agustus, mereka akan berdialog dengan Presiden Libya, Qaddafi. Namun sejak itu hingga kini Imam Musa Sadr raib tanpa jejak. Amnesty Internasional pada tahun 1988 melaporkan bahwa Qaddafi telah melakukan penangkapan, penahanan sewenang-wenang, penghilangan paksa, penyiksaan, serta hukuman mati terhadp para oposannya. Tahun 1996, menurut Amnesty Internasional, terjadi pembantaian massal terhadap 1.200 orang di penjara Abu Slim.
Tapi, kebrutalan Qaddafi tidak seharusnya membuat kita tidak peduli (apalagi mendukung) terhadap apa yang dilakukan oleh NATO di Libya. Qaddafi saat ini sepertinya sedang menghadapi karmanya, menghadapi detik-detik pembalasan atas berbagai kejahatan yang pernah dilakukannya selama ini. Namun, kita juga perlu mencermati skenario yang dilakukan NATO dalam mengobarkan perang di Libya.
Serapuh Sarang Laba-Laba…
(copas dari note fb Dr. Muhsin Labib)
Saudara-saudaraku sekalian, sejak kemenangan Hizbullah beberapa tahun silam dalam suatu perang global yang super sengit, banyak hal yang sudah terjadi. Rangkaian keajaiban yang tak terpikirkan berlangsung di sekitar kita dan di seantero dunia. Rezim paling kuat pendukung Zionis di Mesir tiba-tiba saja tumbang. Seperti sarang laba-laba yang koyak, rezim ini pun semburat dan kocar-kacir. Tak ada yang bisa menggantikan kekalahan besar AS-Israel dengan tumbangnya Mubarok ini.
Tak hanya itu. Bola salju revolusi terus membesar dan melaju gencar di berbagai negara Timteng lain, seperti di Yaman dan Bahrain. Banyak yang kini mulai berharap bola salju raksasa ini akan berpuncak dng menggilas rezim zionis-Arab Saudi. Tak ayal lagi, runtuhnya kerajaan dusta yang berpijak di atas legitimasi–meminjam istilah Imam Khomeini–“Islam Amerika” ini akan menyebarkan kemerdekaan bangsa-bangsa Muslim di Timteng dan dunia Islam lainnya.
Bersamaan dengan itu, yang tak kalah mengejutkannya adalah meletusnya gelombang protes massal yang menghantam daratan Eropa. Meski media mainstream mencoba untuk menutup-nutupinya, tapi media alternatif dan jejaring sosial mampu menggambarkan serunya aksi massa di Yunani, Spanyol, Italia, Jerman, Inggris (London), dan kota-kota Eropa lain yang pasti segera menyusul.
Siapa yang pernah membayangkan semua ini bakal terjadi, persis di saat kita melaksanakan demo anti Israel pada Jum’at terakhir Ramadhan tahun silam?
Siapa pula yang menduga bahwa AS tiba-tiba berada di tubir kebangkrutan ekonomi? Siapa yang menyangka bahwa Israel makin digrogoti oleh krisis multidimensional?
Maka itu, saudara-saudaraku, janganlah sampai kita tertinggal kereta kemenangan dan kemuliaan ini. Ayo hadirilah kembali demo Al Quds tahun ini, agar tahun depan kita menyaksikan rentetan kemenangan yang di luar semua dugaan kita. Tak mustahil di waktu dekat ini, generasi kita akan menyaksikan menyingsingnya fajar kemenangan akbar di ufuk peradaban umat. Sejarah mengajarkan pada kita betapa kemenangan itu “amr” Allah, dan betapa “amr” itu memancarkan sifat Kun Fayakun. (Bbm Musa Kazhim)
Photo: washington post
Note: Demo Yaumul Quds, diadakan di Jakarta dan bbrp kota lain setiap Jumat terakhir di bulan Ramadhan. Mari bergabung! Info: VOP
Pendidikan Jihad ala AS
Dalam sebuah lokakarya nasional yang beberapa waktu lalu saya ikuti, seorang pejabat dalam presentasinya, (mungkin) secara bercanda, berkata, “Yah, biasalah kayak di kampus-kampus, hidup mati adalah jihad.” Mungkin saja dia bercanda, menyindir orang-orang kampus yang semangat keislamannya tinggi dan menjadikan hidup-matinya sebagai jihad. Tapi, apa makna kata ‘jihad’ yang dipakai si pejabat ini? Jihad dalam arti konsistensi, bersungguh-sungguh, bekerja keras menjalani hidup agar selalu di jalan yang diridhoi Allah, atau ‘jihad’ yang sering dicitrakan oleh media propaganda Barat?
Sejak peristiwa 9/11, banyak orang yang masih terus terseret arus propaganda Barat: bahwa Islam adalah sumber terorisme, bahwa ajaran jihad adalah akar dari semua kekerasan di muka bumi. Apa dan bagaimana sebenarnya konsep jihad dalam Islam, biarlah ulama yang kompeten menjelaskannya. Kali ini saya hanya ingin menginformasikan bahwa jihad ala Taliban sesungguhnya hasil ‘pendidikan’ AS. Para jihadist ala Taliban itu sesungguhnya adalah murid-murid ‘madrasah’ AS.