
No Fly Zone
WH selama ini menyerukan kepada dunia internasional agar melakukan no-fly-zone di Suriah.
NFZ adalah sebuah taktik dimana sebuah aliansi militer memberlakukan larangan terbang di suatu wilayah tertentu, dengan preteks de-militerisasi. Idenya memang kedengaran defensif, tapi bahkan pesawat sipil pun bisa jadi sasaran tembak jika melewatinya.
Saat ini, pemerintah AS sedang mendorong agar Resolusi 5732 disahkan Kongres. Jika disahkan, maka secara politik dalam negeri, AS telah ‘direstui’ oleh rakyatnya untuk campur tangan langsung di Syria.
Secara efektif, jika diberlakukan, NFZ di Syria akan mengakhiri perlawanan AU Syria yang selama ini aktif membom posisi teroris. Sebagai informasi, meski AU Rusia juga secara resmi terlibat di Syria, namun operasinya masih terbatas di Syria utara saja. Di wilayah selainnya, AU Syria mempunyai peran vital dalam mendukung pergerakan tentara Syria (SAA) dalam menggasak teroris.
NFZ juga bisa dimaknai untuk membatasi pergerakan Hezbollah dan Zaynabyun yang hingga kini mendukung penuh SAA. Ini akan menjadi kerugian besar bagi pasukan darat Syria, karena tak bisa dipungkiri, jumlah tentara Syria semakin sedikit dalam perang yang telah berlangsung selama 5 tahun ini.
Utamanya, NFZ adalah jalan bagi AS untuk menyegarkan teroris didikannya, merebut Aleppo, dan memastikan koridor pipa gas di wilayah yang kini dikuasai Kurdi menjadi permanen, sekaligus menuntaskan ambisinya untuk melengserkan Assad. (tulisan Helmi Aditya)
Perhatikan bagaimana media arus utama seluruh dunia hampir serempak menjadikan bocah di kursi oranye sebagai headline dan ‘simbol korban Assad’. Lalu disusul dengan narasi: “kita harus segera menerapkan ‘no-fly-zone’ di Suriah”.
Kali ini saya cuma ingin mengajak kita bertanya, mengapa bocah Palestina yang disembelih pelan-pelan, lalu kepalanya diangkat dengan wajah puas oleh Nurudin Zanki tidak dijadikan headline oleh semua koran itu? Fotografer si bocah di kursi oranye (Mahmoud Raslan) didapati berteman dan berpose bersama monster Nurudin Zanki ini. Silahkan liat video ini:
NB: Nurudin Zanki bukan ISIS, tapi kelompok jihadis yang oleh media Barat disebut “moderate rebels” (pemberontak moderat). Sekali lagi, jangan tertipu nama dan klaim “ini jihadis beneran, itu ISIS”. Mereka sama saja, dilihat dari ideologi dasar dan metode sembelih2annya.
Track Record NFZ di Libya
Para jihadis di Libya dulu juga menyerukan penerapan NFZ. Lalu, pada Maret 2011,
PBB menyetujui NFZ di Libya. Tapi yang terjadi: NATO pun membombardir puluhan ribu target sipil, mulai fasilitas kesehatan, sekolah, sistem distribusi air, rumah, masjid, jalanan, perkantoran, sampai rumah Qaddafi. Tiga cucu Qaddafi, dan anak-menantu Qaddafi tewas dalam serangan ini.
Setelah Libya porakporanda, negara-negara kaya anggota NATO (AS, Inggris, Perancis, dll) beramai-ramai menawarkan bantuan untuk merekonstruksi Libya. Sebelumnya negara-negara kaya itu sudah membekukan dana Libya yang disimpan di bank-bank mereka. Setelah Libya hancur, mereka setuju untuk mencairkan milyaran dollar uang yang dibekukan itu untuk membantu pemerintahan transisi Libya membangun kembali fasilitas pelayanan publik. Hanya, parahnya, dana itu diberikan dalam bentuk HUTANG! (Sebelum diperangi NATO, Libya tak punya hutang LN dan merupakan negara termakmur di Afrika).
(Lebih jauh, silahkan baca Perampokan Ala NATO)