
Tanggal 15 Desember 2021, sekitar pukul 12:50 waktu setempat, “Israel melakukan serangan udara dengan beberapa rudal ke arah Golan dan menargetkan beberapa posisi di selatan,” demikian dilaporkan kantor berita Suriah -SANA, hari Kamis (16 Des).
Pertahanan udara Suriah berhasil menembak jatuh sebagian besar rudal. Serangan tersebut menyebabkan kematian seorang tentara Suriah dan kerusakan material.[1]
Sedikit cerita tentang Golan, dataran tinggi berbukit seluas 1.200 kilometer persegi yang menghadap ke Libanon, Suriah, dan Lembah Yordan. Golan ini sangat subur dan menjadi sumber air, seharusnya bagi Suriah, tapi kini diduduki oleh Israel. Hukum internasional, yaitu Resolusi 242 dan 497 Dewan Keamanan PBB, menyatakan bahwa pencaplokan sepihak Israel atas wilayah Suriah merupakan pelanggaran hukum internasional. [2]
Golan diduduki Israel sejak 1967 dan Suriah selalu berusaha mengambil kembali wilayahnya, sehingga Suriah memang tidak kenal kompromi dengan Israel. Suriah bisa disebut negara Arab terakhir yang konsisten melawan Israel. Itu pula sebabnya Israel selalu mendukung aksi penggulingan rezim di Suriah, bahkan merawat para “mujahidin” yang terluka (mereka terluka di perbatasan, lalu dibawa ke RS di Israel, bahkan dijenguk langsung oleh Netanyahu). [3]
–Sumber:
[1]https://www.aljazeera.com/…/syrian-soldier-killed-in…
[2]https://www.dw.com/…/golan-heights-why-it…/a-48019484
[3]berita Israel merawat “mujahidin” : https://foreignpolicy.com/…/exclusive-israel-is…/ // https://www.vox.com/…/israel-netanyahu-announce-wounded…
Foto: dataran tinggi Golan