
1/Iran-Saudi berbaikan dg mediasi China
Ini sebuah perkembangan yg sangat besar, dan menarik utk diamati. China tampil sbg antitesisnya AS. China menjadi mediator yg mendamaikan. Beda dg AS malah justru memecah belah negara2 di kawasan.
2/ Perseteruan Iran dan Saudi akarnya ada di AS, bukan di mazhab Sunni-Syiah. Buktinya, dulu zaman Shah Iran, dua negara ini baik2 saja (dan sama2 tunduk pada AS).
Video: tarian menyambut Shah di Saudi, salah satu yg menari adalah Bin Salman (skrg jd raja)
3/Setelah Shah Iran tumbang dan berdiri Republik Islam Iran, yg frontal menolak dominasi AS, dan sejak awal menyatakan pembelaan pada Palestina; situasi pun berubah.
Saudi (disuruh AS) memproduksi buku2 &mengutus ustad ke seluruh dunia, menyebarluaskan fitnah soal “syiah”.
4/Penyebarluasan narasi “syiah sesat” yg dilakukan ustad2 Wahabike seluruh dunia, terjadi seiring dg penyebarluasan paham Wahabi ke seluruh dunia era Perang Dingin. Kata Pangeran Mohamed Bin Salman, penyebaran Wahabi itu atas permintaan Barat (baca: AS). https://www.gulf-times.com/…/Saudi-spread-Wahabism-at…
5/Dana2 sangat besar mengalir ke berbagai penjuru dunia, menyebarkan paham Wahabi yg jauh dari Islam rahmatan lil Alamin.
Hasilnya, muncul terorisme yg bawa2 Islam.
Kata KH. Said Aqil Siradj: “Ajaran Wahabi bukan terorisme, bukan, Wahabi bukan terorisme, tapi pintu masuk…. “
6/”…Kalau udah Wahabi ‘ini musyrik, ini bid’ah, ini sesat, ini nggak boleh, ini kafir,’ itu langsung satu langkah lagi, satu step lagi ‘sudah halal darahnya boleh dibunuh’. Jadi benih pintu masuk terorisme adalah Wahabi dan Salafi” (sumber: https://bit.ly/3LgXp39 )
.
7/Balik ke geopolitik. Supaya bisa menguasai Timur Tengah yg kaya migas, AS/Barat memanfaatkan org2 garis keras (“jihadis” yg mudah diprovokasi ini. “
Jihadis kadang dipakai AS utk m’jatuhkan rezim yg berani melawannya (misal: “jihad” melawan Qaddafi dan Suriah),tp di lain wkt..
8/…AS justru mngaku berperang melawan teroris. th 2001 AS menyerang Afghanistan dg alasan melawan Taliban dan Al Qaida; lalu seolah memimpin perang melawan teroris di seluruh dunia.
Kita, orang Indonesia juga hrs anti terorisme, dan melawan radikalisme/terorisme..
9/…tapi jika perang melawan terornya patuh pada kehendak AS (yg jelas2 jg membiayai teroris utk menggulingkan rezim2 yg tidak ia kehendaki), jelas salah kaprah.
Dlm “perang melawan teror” (plus agenda penggulingan rezim) AS, slm ini Saudi memiliki posisi penting sbg sekutu AS
10/ AS menjanjikan perlindungan &senjata kpd monarkhi Saudi; Saudi pun menjalankan tugasnya, antara lain, memusuhi Iran (baca tweet no 3,4). Tapi kini, sejak perang Rusia vs NATO (+Ukraina), situasi geopolitik berubah.
Saudi melihat, AS sama sekali tdk peduli pada sekutu2nya.
11/ Bahkan NordStream pun, pipa gas yg sangat vital bagi bangsa2 Eropa, diledakkan. Eropa kini hrs beli gas dg harga mahal dari AS. AS tdk peduli rakyat Eropa semakin kesulitan ekonomi.
Nah, siapa yg jamin bhw AS besok lusa tdk akan merancang kudeta pd bin Salman ?
12/Sementara itu, di saat yg sama, Iran yg diembargo&difitnah habis2an, maju terus dg sains, teknologi&persenjataan yg semakin kuat. Bahkan drone Iran jg dipakai dalam perang Ukr.
China jg semakin kuat ekonominya, smntr AS semakin kedodoran krn APBN-nya dipakai perang melulu.
13/Rudal Iran, bisa menjangkau Saudi&Israel.
Iran (&Rusia &Hez) bersama tentara Suriah jg terbukti berhasil mengalahkan ISIS&Al Qaida di Suriah, pdhl teroris2 itu didanai besar2an oleh Saudi dkk.
Siapa yg jamin AS akan melindungi Saudi jika ada perang?
14/Dalam situasi spt ini, hitung2an rasional dan logis buat Saudi adalah berbaikan dg Iran. Buat Iran, memang dari dulu ingin berbaik2 saja dg semua negara Arab; tp kan negara2 Arab yg nuduh2 “ekspor revolusi” & “Syiah sesat” mulu? (baca tweet 3&4). Impian Iran sama dg impian..
15/negara muslim lainnya: rakyat bisa ke Mekah&Madinah dg aman&nyaman. Skrg ini, org Iran mau umroh dan haji repot banget krn sikap Saudi yg mempersulit.
Jadi, buat Iran, ada kepentingan besar utk berbaikan dg Saudi.
Di tengah kepentingan2 ini, ada China yg jg sama2 punya..
16/kepentingan, baik ekonomi maupun politik. Krn terus2an dimusuhi AS, China kini semakin berani blak2an mengecam AS; juga menjalankan peran sbg “superpower diplomasi”, menyaingi AS.
Bedanya, diplomasi China mengedepankan kepentingan bersama: kita untung bersama, happy bersama.
17/Diplomasi “untung bersama” jelas beda dg diplomasi koersi ala AS: “lo nurut sama gue, kalau tdk, rezim lo gue gulingkan!”
Semoga saja, Saudi bisa terus mempertahankan sikap rasionalnya, mikirin keuntungan bangsanya. Perang cuma bikin rugi APBN, yg untung perusahaan2 AS.