Beranda » Politik Iran
Category Archives: Politik Iran
China Daily tentang perkembangan terbaru Saudi-Iran(mengutip pendapat saya)

Pada KTT yang dipimpin Dewan Kerjasama Teluk baru-baru ini di Jeddah, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraan antara negaranya dan Iran telah positif, dan bahwa tangan Saudi diperluas ke Iran untuk mencapai hubungan normal.
Dan, “Irak memiliki peran penting dan mendasar dalam mendorong negosiasi ke depan dengan cara yang membuat kami dapat melanjutkan pembicaraan ini,” menteri luar negeri Saudi seperti dikutip oleh Rudaw, sebuah kelompok media di Wilayah Kurdistan Irak.
Dina Yulianti Sulaeman, direktur Indonesia Center for Middle East Studies, mengatakan kepada China Daily bahwa para pemimpin Saudi kali ini “bersikap lebih rasional” karena mereka menyadari bahwa kekuatan hegemonik Amerika Serikat tidak lagi berfungsi sebaik “sebelumnya”.
Selengkapnya:
Kajian Yaman 4a
Bagian 4 itu sebenarnya yang terakhir.. tapi krn kepanjangan, saya bagi 2. Ini 4a, membahas soal Iran.
Kisah Seorang Lelaki Penumpas ISIS
Lelaki ini tidak bisa disebut namanya karena algoritma Facebook hari-hari terakhir ini sepertinya disetel untuk memblokir akun-akun yang menyebut namanya.
Mengapa mereka sedemikian takut pada lelaki ini, sehingga segala upaya dilakukan agar namanya hilang dari ingatan publik? Nanti saya ceritakan.
Dini hari, hari ini, tanggal 3 Januari, 2 tahun yang lalu, lelaki ini dan sahabatnya, serta para pengawal mereka, dibunuh oleh militer AS. Presiden Trump secara terbuka mengakui bahwa dia menginstruksikan pembunuhan itu. Sedemikian besarkah pengaruh si lelaki ini di Timur Tengah sehingga pembunuhan atasnya dilakukan secara “resmi” oleh AS? Apa yang sudah dilakukannya?
(lebih…)Pakar : Wahabisme Sumber Doktrin Perpecahan Umat

Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Pakar “Wahabisme, Sumber Doktrin Perpecahan Umat”, Dina Yulianti Sulaeman dalam wawancaranya dengan Tehran Times, sebuah media berbahasa Inggris paling terkemuka di Iran mengatakan bahwa Wahabisme “tidak mendorong pemikiran rasionalis”. “Doktrin yang dikemukakan Wahabisme adalah purifikasi dan takfirisme. Doktrin-doktrin seperti itu akan menimbulkan perpecahan dan konflik di antara dunia Muslim,” kata Dina.
Dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran ini berpendapat bahwa peradaban Islam membutuhkan rasionalitas dan persatuan. “Jadi, bagaimana mungkin ajaran seperti itu menjadi pemimpin dunia Islam?”, dia bertanya.
Berikut ini teks wawancaranya:
T: Apa evaluasi Anda tentang beberapa ketegangan sektarian di Asia Barat/Timur Tengah yang disponsori oleh Barat untuk menabur benih perselisihan antara Syiah dan Sunni?
(lebih…)“Model Kerja Sama Pemerintah/Militer AS dengan Pebisnis: dari Timteng sampai Indonesia”

Kekuatan resistensi (perlawanan) telah menyerang pangkalan militer AS di Al-Tanaf (Suriah) (25/11). Pangkalan militer ini ilegal karena tidak diizinkan oleh pemerintah Suriah. Ini adalah kali pertama kali al Tanaf diserang secara langsung. Jubir Pentagon mengatakan, drone yang dipakai adalah buatan Iran tapi tidak diluncurkan dari Iran. Jubir Pentagon juga menyebut AS berhak “membela diri” tapi belum merencanakan pembalasan. (Bagaimana mungkin AS, yang secara ilegal menduduki Suriah, bicara soal “membela diri”?)
Serangan di Al Tanaf Itu terjadi hanya beberapa hari setelah pesawat tempur Israel, terbang dari arah pangkalan Amerika itu, mengebom Suriah, menyebabkan 1 tentara Suriah tewas dan melukai 3 lainnya. Kemudian, ada serangan teroris di Damaskus, yaitu bom yang ditempelkan ke bis militer (20/11). Korban tewas 14 personel militer Suriah. Tidak ada milisi teror yang mengaku sebagai pelaku, dan karena ini bukan bom bunuh diri ala “jihadis”, kemungkinan besar agen Israel pelakunya.
(lebih…)Logika Ngawur Fans Taliban Indonesia & Fans ISIS Indonesia

Beberapa hari yang lalu, saya buka Twitter. Eh, ternyata yang sedang trending saat itu tagar ISIS. Saya klik dan “takjub” melihat percakapan orang-orang itu. Di foto ini ada 2 di antaranya. Mengapa saya blur namanya? Soalnya saya ga sudi mempromosikan akun-akun ngaco.
Jadi ceritanya, ada berita “Taliban Menghancurkan Markas ISIS di Kabul.” Nah para fans Taliban di Indonesia langsung happy karena rupanya mereka ingin sekali membuktikan bahwa “Taliban bukan teroris, Taliban beda dengan ISIS.”
Mengapa mereka sedemikian ingin membuktikan bahwa Taliban bukan teroris dan beda dari ISIS? Rupanya (kalau dibaca percakapan mereka itu), ini terkait dengan kasus KPK. Mereka sakit hati pada para buzzer yang menyebut NB dkk sebagai Taliban. Jadi, ini masih lanjutan era Perang Suriah: para fans Taliban ini membawa-bawa konflik Timteng ke Indonesia.
[Disclaimer: saya peneliti & akademisi, saya BUKAN buzzer dan saya BUKAN pendukung Taliban, apalagi ISIS.]
(lebih…)Minyak Iran Tiba di Lebanon

Lebanon saat ini dalam kondisi krisis. Pemerintahan tidak mampu melaksanakan tugas dengan baik; krisis internal, sistem politik yang buruk (sistem konfesionalisme, posisi dibagi-bagi berdasarkan agama dan mazhab), embargo dan campur tangan AS (dan sekutunya) membuat Lebanon menghadapi krisis ekonomi dan politik yang parah.
Salah satu kesulitan terbesar saat ini adalah krisis BBM. Antrian panjang terjadi untuk membeli BBM. Kondisi ini merembet pada naik drastisnya harga bahan pokok, dan terhalangnya berbagai layanan publik (misal, rumah sakit tidak ada listrik).
(lebih…)