Beranda » Politik Iran
Category Archives: Politik Iran
Analisis Kebijakan Politik Luar Negeri Iran di Timur Tengah “Benarkah Iran Teroris?”
Sudah lama saya tidak update di fanpage ini ya.. Harap maklum, seperti biasa, akhir semester (dan menyambut semester baru) terlalu banyak urusan.
Tapi ini ada acara webinar seru lagi nih.. Silakan gabung bagi yang berminat mengkaji isu aktual soal Timteng. Kan akhir-akhir ini rame lagi tuh tuduhan bahwa “Iran adalah negara pendukung teroris”.. Nah, isu ini akan didiskusikan oleh para mahasiswa Indonesia di Timteng, dari Iran (Ismail Amin), Suriah (Lion Fikyanto), Saudi (Muhammad Ridho Sastrawijaya), dan Yaman (Muhammad Syauqi al-Muhdhar).
Narsumnya: saya (Dina Y. Sulaeman, dosen HI Unpad), Kiki Mikail (dosen Ilmu Politik UIN Palembang), dan pak Ali Muhtarom (dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten).
Cara ikut: klik aja channel Youtube PPI Dunia (https://www.youtube.com/channel/UCAeyYG_Q75jC2BqmWy4aZ8Q) pada hari SABTU 18 JULI 15.30 WIB.
Assalamualaikum, Iran!
Ucapan itu disampaikan oleh Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, baru-baru ini. Lihat videonya.
https://web.facebook.com/DinaY.Sulaeman/videos/3243434065708300/?t=0
Pada 20 Mei, Wall Street Journal memberitakan bahwa kapal tanker Iran yang membawa bensin (gasoline) telah melawati Terusan Suez dan melanjutkan perjalanan ke Venezuela. Diperkirakan besok (24 Mei) akan masuk ke perairan Venezuela. Selain kapal tersebut, ada 4 kapal tanker Iran lagi yang menyusul (mungkin lebih); jarak mereka tak jauh dari kapal pertama.
Iran dan Venezuela merupakan dua negara yang bersatu dalam kubu perlawanan terhadap negara-negara eks-kolonialis/imperialis yang masih ingin terus memaksakan dominasi dan hegemoni mereka di berbagai penjuru bumi.
Keduanya sama-sama diembargo oleh AS. Venezuela kini mengalami kesulitan bahan bakar dan Iran mau mengirimkannya, dengan menempuh segala resiko. AS sudah menempatkan armada tempurnya di perairan yang akan dilewati Iran.
Teman-teman, ada webinar lagi nih, hari Selasa 19 Mei 10-11.30 WIB.
Kali ini akan membahas buku yang baru terbit, judulnya “Qassem Soleimani, Jalan Cinta Sang Penumpas ISIS”.
Saya ikut kasih endorsment di buku itu, saya tulis begini:
“Buku yang luar biasa. Dengan narasi bercerita yang seru, buku ini membantu kita memahami detil-detil sejarah di balik terbentuknya ISIS dan peta konflik di Timur Tengah, bagaimana peran Qassem Soleimani dalam melawan ISIS, dan apa itu filosofi perjuangan sejati. Saya sangat menikmati buku ini.”
**
Narasumber:
-Para penulis buku (Alfian Hamzah, Irman Abdurrahman, Musa Al Kadzim)
-Zuhairi Misrawi
-Dina Y. Sulaeman
Moderator: Hertasning Ichlas
Special performance: Sujiwo Tejo
Diskusinya via ZOOM, pendaftaran, cek di eflyer (foto).
Absurditas Tatanan Dunia
(tulisan saya, dimuat di koran Pikiran Rakyat, 13/1)
Serangan udara militer AS terhadap dua tokoh penting dalam peperangan melawan ISIS di Timur Tengah, Jenderal Qassem Soleimani (komandan Pasukan Al Quds, Iran) dan Abu Mahdi Al Muhandisi (komandan pasukan Hashd Al Shaabi, Irak), telah memunculkan kegaduhan besar di dunia internasional. Apalagi kemudian Iran melakukan serangan balasan dengan meluncurkan rudal ke pangkalan militer AS di Ain Al Assad Irak pada Rabu dini hari (8/1). Kekhawatiran akan terjadinya Perang Dunia ke-3 muncul seiring dengan kekhawatiran akan naiknya harga minyak dunia yang pasti akan berimbas kepada perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Presiden AS Donald Trump merespon serangan itu dengan pernyataan de-eskalasi (penurunan ketegangan), yaitu AS tidak akan berperang dengan Iran. Ada banyak analisis yang dikemukakan atas respon Trump, di antaranya, AS ditengarai mengkhawatirkan keamanan Israel yang akan terancam bila perang berlanjut. Analisis lainnya menyatakan bahwa pernyataan yang lunak itu muncul karena sekutu AS di kawasan dan di NATO ternyata tidak memberikan dukungan kepada AS untuk melanjutkan perang.
Sementara ini ketegangan terlihat semakin menurun karena fokus negara-negara yang terlibat terdistraksi oleh kasus kecelakaan pesawat Ukraine Airlines. Pesawat itu lepas landas dari Imam Khomeini International Airport, Teheran, lima jam setelah penembakan rudal ke Ain Al Assad. Angkatan Bersenjata Iran telah mengakui, dan menyatakan penyesalan mendalam, atas terjadinya human error yang menyebabkan pesawat itu tertembak oleh Sistem Pertahanan Udara (Air Defence System).