Kajian Timur Tengah

Beranda » Sosial Iran

Category Archives: Sosial Iran

Wawancara saya dengan Press TV terkait kunjungan Presiden Iran

[Disclaimer: saya belum prof ya, masih asisten prof]

=Terjemahan dari versi asli bhs. Inggris=

Kunjungan Presiden Ebrahim Raeisi ke Indonesia menandai “titik balik” dalam hubungan Teheran-Jakarta, terutama dengan kesepakatan antara kedua belah pihak untuk membuang dolar dalam perdagangan bilateral, kata seorang analis.

Dina Sulaeman, seorang analis geopolitik yang mengajar Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran Indonesia, dalam sebuah wawancara dengan website Press TV mengatakan kedua negara menunjukkan “semangat independensi untuk melepaskan diri dari dominasi dolar”, menyebutnya sebagai “perubahan positif ”.

Presiden Iran, didampingi oleh delegasi pemerintah tingkat tinggi, mengunjungi Jakarta pada hari Selasa (22-24 Mei) dan mengadakan pembicaraan luas dengan sejawatnya dari Indonesia, Presiden Joko Widodo mengenai masalah bilateral dan regional.

Kedua belah pihak menandatangani serangkaian perjanjian, dengan fokus membuang dolar dan menggantinya dengan mata uang lokal – rial Iran dan rupiah Indonesia. Mereka juga berjanji untuk mendorong perdagangan tahunan menjadi $20 miliar.

Kedua negara juga menandatangani 12 nota kesepahaman, termasuk satu tentang perdagangan preferensial dan satu lagi tentang rezim bebas visa untuk memudahkan perjalanan antara kedua negara.

(lebih…)
Iklan

Repost – Chavez, in Memoriam

(meninggal 5 Maret 2013).

Chavez adalah pemimpin yang fenomenal dan spirit perjuangannya melintasi batas agama dan bangsa. Saat dunia beramai-ramai melakukan pembunuhan karakter terhadap Ahmadinejad dan pemerintahan Islam Iran, yang tampil sebagai pembela terdepan justru seorang Nasrani dari Amerika Latin: Hugo Chavez.

Saat pemimpin negara-negara Arab berbaik-baik dengan Israel, justru Chavez menolak dubes Israel. Menyusul operasi ‘Menuang Timah’ yang dilancarkan Israel di Gaza 2009, Chavez mengecam keras Israel dan menyebut bahwa holocaust tengah terjadi di Gaza. Dia pun mengusir Dubes Israel keluar dari Venezuela. Saat negara-negara Arab bergandengan tangan dengan AS, Prancis, dan Inggris untuk menyuplai dana dan senjata kepada Al Qaida (atau kelompok yang ‘sejenis’ Al Qaida) di Suriah, Chavez justru mengirimkan minyak untuk membantu bangsa Suriah yang sedang diblokade ekonominya.

Dengan blak-blakan Chavez menyindir Barat, “Mereka berkata, ‘kami akan beri sanksi pemerintah.. kami akan membekukan aset mereka.. kami akan memblokade mereka, mengebom mereka, demi membela rakyat.’ Wow, betapa sinisnya. Tapi itulah imperium, itulah kegilaan imperium.”

(lebih…)

The cognitive war against Iran and geopolitical shift

(Dina Sulaeman)

(terjemahan beberapa paragraf pertama)

Hawa terasa beku ketika saya tiba di Teheran pada bulan Desember tahun lalu. Saya datang untuk menghadiri Tehran Dialogue Forum. Polusi Teheran membuat matahari pagi terasa sangat suram, namun pohon Natal di lobi hotel dengan dekorasi warna-warni mengembalikan suasana hati.

Kami kemudian mengikuti rangkaian acara dialog, dan salah satu pembicara, Dr. Kamal Kharrazi, menyebutkan sebuah istilah. Menurutnya, banyak media asing yang terlibat dalam perang melawan Iran dengan mengacaukan opini publik, yang disebut “perang kognitif”.

(lebih…)

Perjalanan ke Tehran (3)

Pertanyaan terbesar saat datang ke Tehran (saya juga pergi ke beberapa kota lainnya) adalah: seberapa aman Iran? Bukankah di sana kabarnya ada demo besar-besaran antipemerintah?

Selain ke Tehran, saya juga pergi beberapa kota yang lain. Yang saya saksikan, situasi aman-aman saja. Perempuan lalu-lalang seperti biasa (terakhir saya ke Iran tahun 2017). Cuma bedanya, kali ini, ada perempuan-perempuan tidak berjilbab yang lalu-lalang. Dulu, tidak ada yang demikian. Kalau dulu, banyak yang pakai jilbab jambul (pakai pashmina/kerudung, tapi rambutnya tetap terlihat sebagian), tapi tidak ada yang benar-benar buka jilbab.

Tapi, secara umum, di jalanan, di tempat-tempat publik, di pasar, bahkan di hotel (yang cenderung lebih privat; apalagi di hotel elit), jumlah perempuan yang tidak berjilbab dibanding yang tetap berjilbab (meski jilbab jambul), ya jauh lebih banyak yang berjilbab.

Artinya, meski sudah bebas (dalam arti, penegakan aturan berjilbab tidak ketat lagi.. tapi dulu pun emang ga ketat, yang jilbab jambul sangat banyak di jalanan dan tempat-tempat publik), kebanyakan kaum perempuan di sana ya tetap memilih pakai jilbab.

(lebih…)

Perjalanan ke Tehran (2)

https://web.facebook.com/DinaY.Sulaeman/videos/873821443867138

Suhu Tehran 1 derajat Celcius saat saya tiba. Saya cuma membawa jaket tipis karena keberangkatan saya yang mendadak. Saya pulang dari Aceh, tidak balik ke Bandung, tapi stay di Jakarta karena waktu yang mepet. Baju-baju di-laundry ekspres untuk dibawa ke Tehran.

Jaket musim dingin sudah dikirim dari Bandung dengan Si Cepat Best (yang menjanjikan 24 jam sampai), ke hotel saya, tapi ternyata sampai detik-detik saya harus berangkat ke bandara jaket itu tidak sampai juga (benar-benar mengecewakan layanan kurir satu ini, sudah bolak-balik nelpon ke CS, mereka cuma bermanis mulut, tapi tidak ada tindakan apapun.)

Walhasil saya berangkat dengan jaket pinjaman yang tipis (lalu di Tehran pinjam jaketnya teman). Untungnya, karena status tamu VIP, saya tidak pakai jalur umum saat turun pesawat, langsung dijemput mobil khusus kementerian luar negeri, jadi hanya beberapa detik saja kena angin dingin. Tapi segitu juga sudah ambruk (mungkin karena kecapean bepergian terus), saya demam di hari pertama (untungnya, saya bawa herbal sapu jagad, besoknya sudah segar lagi).

(lebih…)

Perjalanan ke Tehran (1)

Ini catatan singkat saya, perjalanan ke Tehran bulan Desember yll. Mungkin banyak yang bertanya-tanya, seperti apa Iran saat ini? Apakah sekacau balau yang digambarkan oleh media internasional (termasuk yang dicopy-paste, seperti biasa, oleh media-media lokal)?

Jawabannya, tentu saja, seperti selama ini sering terjadi, dalam berbagai isu, heboh di media belum tentu mencerminkan realitas. Nanti saya ceritakan.

Cerita pertama, adalah mengenai Tehran Dialogue Forum III (TDF). TDF adalah pertemuan tahunan yang diadakan oleh IPIS (Institute for Political and International Studies), lembaga think tank kebijakan luar negeri yang berafiliasi dengan Kementerian Luar Negeri Iran. Tahun 2023 ini adalah pertemuan ke-3, tapi untuk pertama kalinya saya diundang hadir.

Di TDF, para pemikir (kebanyakan adalah perwakilan dari berbagai lembaga think tank, tahun 2022 ini yang datang dari 36 negara, termasuk beberapa negara Teluk) berkumpul untuk sharing pendapat masing-masing mengenai isu-isu keamanan dunia.

Acara pembukaan TDF diisi oleh talkshow antara Menlu Iran, Amir Hossein Amir-Abdollahian dan beberapa tokoh dari beberapa negara.

Berikut ini beberapa foto dari acara pembukaan.

(bersambung)

Mencermati Narasi Agen AS (Liberalis) di Indonesia

Operasi Penggulingan Rezim di Iran (2)

Upaya AS menggulingkan rezim di Iran tidak dilakukan baru-baru ini saja, melainkan sejak awal berdirinya Republik Islam Iran tahun 1979 (melalui referendum, bukan keinginan sepihak dari elit).

Selain NED (sudah dibahas di 2 postingan sebelumnya), ada lembaga-lembaga lain yang berperan penting dalam operasi penggulingan rezim-rezim yang tidak dikehendaki AS. Antara lain, International Crisis Group (ICG) dan Brookings Institution. NED, ICG, dan BI berperan dalam mendorong perubahan rezim di berbagai negara, termasuk Libya, Suriah, dan Iran.

Sekedar info, mantan Sekjen PBB, Kofi Annan, yang pernah ditugasi menjadi mediator perdamaian di Suriah, adalah trustee (penasehat) di ICG, bersama tokoh-tokoh Zionis, seperti George Soros, Zbigniew Brzezinski, dan Shimon Peres. Baik NED, ICG, Brookings, dan lain-lain, didanai oleh Big Oil (Conoco-Philips, Chevron, ExxonMobil), Coca Cola, Bank of America, Microsoft, Standard Chartered, Citigroup, Hilton, McDonald, GoldmanSach, dll.)

(lebih…)

Kebohongan

https://web.facebook.com/DinaY.Sulaeman/videos/675797677210974

Media massa korporasi (jaringan media mainstream) terbukti menyebarkan kebohongan soal Irak (ingat kasus “Nayirah” di Perang Teluk I, lalu kisah “senjata pembunuh massal” di Perang Teluk II) dan soal Suriah (baca buku saya Prahara Suriah dan Salju di Aleppo)

Juga, soal c*vid. Baru-baru ini, dalam sebuah dengar pendapat soal C*vid di Parlemen Uni Eropa, anggota parlemen Belanda Rob Roos, menanyai seorang eksekutif senior Pfizer, Janine Small.

“Apakah vaksin Pfizer Covid diuji dulu, apa benar bisa menghentikan penularan virus, sebelum vaksin itu dilepas/dijual ke pasar? Jika tidak, tolong katakan dengan jelas. Jika ya, apakah Anda bersedia berbagi data dengan kami? Saya benar-benar menginginkan jawaban langsung, ya atau tidak,” kata Bob Roos.

Janine Small, pejabat di Pfizer, menjawab:

(lebih…)

Jumping Conclusion

https://web.facebook.com/DinaY.Sulaeman/videos/665771811553804

Info yang disebarluaskan: Mahsa Amini meninggal karena disiksa/dibunuh polisi.

Kesimpulan yang disebarluaskan: di Iran perempuan direpresi, artinya, Iran itu “kadrun”, dan karena itu, sistem pemerintahan Islam harus dibubarkan.

Ini adalah “jumping conclusion” atau pengambilan kesimpulan yang meloncati tahap-tahap verifikasi yang seharusnya dilakukan sebelum mengambil kesimpulan.

Ini persis narasi kelompok radikal:

Ferdy Sambo membunuh Brigadir J. Kata radikalis, “Tuh lihat! Polisilah pelaku teror yang sesungguhnya! Radikal-radikul itu narasi rezim belaka! Bubarkan rezim Jokowi!”

(lebih…)