Beranda » Tata Pemerintahan Global
Category Archives: Tata Pemerintahan Global
(copas tweet @dina_sulaeman)
ADANYA PENGKHIANAT BUKAN MENJADI PEMBENAR KEJAHATAN ZIONIS

1/Arya Sinulingga dlm podcast Deddy Corbuzier, blg bhw pelatih sepakbola Palestina org Israel. Statemen itu bahkan dijadikan judul podcast. Saya coba cari tahu, dapatlah link ini https://en.m.wikipedia.org/…/Palestine_national…, scroll ke bwh, klik “coaching staff”, TIDAK ADA org Israel..
2/ dlm list. Lalu ada yg kasih tau, pelatih th 1999-2000 (23 tahun yll), Azmi Nasser warga Israel. (Note: di link Wiki itu, di sebelah nama Azmi Nasser, dipasang bendera Palestina; ternyata dia punya paspor Palestina juga). Nah… ini kesempatan buat saya kasih penjelasan tambahan. Soalnya, narasi yg mirip sering dipakai..misalnya “ada tentara Muslim di Israel” https://www.pikiran-rakyat.com/…/pengakuan-muslim…
3/ Ya, banyak yg membela Israel dg bilang ” warga dan tentara Zionis aja ada yg Muslim”. Atau, ada yg bilang “Dubes Palestina saja menerima kok kedatangan Israel??” Kenapa Indonesia lebih Palestina drpd Palestina? Ada jg yg sebarin foto2 petinggi Hamas yg tinggal di Qatar ..
(lebih…)NED, CIA, dan Operasi Penggulingan Rezim oleh AS

National Endowment for Democracy (NED) adalah organisasi yang yang kata pendirinya, Allan Weinstein, “melakukan hal-hal yang dulu dilakukan CIA secara rahasia.”
Apa itu? Antara lain, NED menginfiltrasi media, gerakan masyarakat sipil, dan politisi, di negara target, dengan memberikan dana bantuan, pelatihan, dll. Infiltrasi dengan berkedok “demokrasi” dan “kebebasan” itu dilakukan bertahun-tahun, seolah-olah baik dan sedang membantu rakyat di negara tsb.
Tapi, kemudian ketika diperlukan (ketika pemerintahan di negara target menolak tunduk pada kehendak AS), gerakan yang sudah dipersiapkan sejak lama oleh NED pun diluncurkan dengan kedok “revolusi”. Biasanya, mereka menggunakan simbol warna, sehingga disebut “revolusi berwarna”.
Silakan simak penjelasannya di video ini, saya bela-belain menghabiskan waktu berjam-jam untuk menerjemahkannya, khusus buat follower fp ini.
—-
Btw, di Indonesia adakah jaringan NED? Ya ada dong, masa enggak. Silakan simak tulisan saya:
DIPLOMASI (dan kelakuan Kompas)

Barusan saya buka twitter, sedang trending “Putin”. Saat saya klik, banyak cuitan mengejek Pak Jokowi. Pasalnya, ada berita dari Kompas berjudul “Ukraina Bantah Zelensky Titip Pesan pada Putin.” Akibatnya, Presiden RI diejek dan ditertawakan oleh sebagian rakyatnya sendiri.
Saat diklik, judulnya beda lagi: “Pesan Tak Tertulis Zelensky untuk Putin melalui Jokowi
Isi berita Kompas mengutip TASS (media Rusia). Jadi, saya cek ke berita aslinya di TASS:
Judul: Zelensky’s message delivered by Indonesian president to Putin wasn’t in writing — Kremlin [Pesan Zelensky yang disampaikan oleh presiden Indonesia kepada Putin tidak tertulis — Kremlin]
Isi berita: Pesan dari Presiden Ukraina Vladimir Zelensky yang disampaikan Presiden Indonesia Joko Widodo kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin tidak tertulis, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, Jumat.
(lebih…)National Interest

Kepentingan nasional (national interest) biasanya selalu dijadikan patokan utama sebuah negara dalam bertindak. Meski, memang sering juga dipertanyakan, siapa sih yang menentukan ‘national interest’? Apa benar-benar rakyat, atau elit? Kalau rakyat, gimana cara rakyat menetapkan mana yang national interest atau bukan?
Contohnya, AS, saat ini sangat kerepotan menghadapi naiknya harga BBM gara-gara konflik Rusia vs Ukraina sendiri. Dan sebenarnya: gara-gara keputusan AS sendiri untuk mengembargo Rusia. Nah, elit AS menganggap ini national interest AS. Tapi apa rakyatnya setuju? Belum tentu.
Baru-baru ini, CNN mewawancarai Brian Deese, penasehat Joe Biden. Si reporter, “Apa yang Anda katakan kepada keluarga yang mengatakan, ‘Kami tidak mampu membayar $4,85 per galon selama berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun!’..?
(lebih…)Soros dan Virus

Menyambung tulisan saya sebelumnya soal “konspirasi.” Mereka yang aktif mengamati politik global, tentu kenal nama George Soros. Menyebut namanya sering diidentikkan dengan “teori konspirasi” (sama seperti kalau kita sebut nama Bill Gates). Padahal, sangat mungkin untuk membahas Soros dengan data dan pengambilan konklusi yang logis.
Dalam krisis moneter Asia 1998, yang akhirnya membuat Suharto lengser, dan Indonesia beralih menjadi negara yang lebih demokratis (dan di saat yang sama, lebih neoliberal, lebih membuka pintu lebar-lebar bagi investor asing), Soros berperan penting.
Dalam berbagai revolusi berwarna di Eropa timur, juga penggulingan rezim-rezim di Timur Tengah, kita bisa menemukan data valid mengenai peran NGO-NGO “demokrasi” yang didirikan Soros. Untuk Rusia, NGO/yayasannya Soros (Open Society) sudah lama berupaya menumbangkan Putin dengan cara klasik “gerakan demokratisasi.” Tahun 2015, akhirnya Rusia melarang semua aktivitas yayasan Soros dengan alasan “mengancam keamanan negara.” Lalu, Soros pun terang-terangan, berkali-kali, mengatakan Putin harus ditumbangkan.
(lebih…)