Beranda » Turki
Category Archives: Turki
Cara Cerdas dalam Menganalisis Konflik
ZSM (netizen pro Israel) kan umumnya juga pro Papua merdeka. Bendera Bintang David juga banyak berkibar di Papua. Untuk menarik hati publik, ada yang nekad bawa-bawa Palestina.

ZSM: “Papua itu nasibnya sama kayak Palestina. Sama-sama dalam kondisi terjajah.”
Jawab: “Oh, berarti di matamu, Indonesia sama kejamnya dengan Israel ya? Berarti kamu ngaku juga ya, kalau Israel itu penjajah??”
(lebih…)Mumet
Para pembela Erdogan pada marah-marah saat dikasih tahu bahwa Azerbaijan itu mayoritas Muslim Syiah. Kasian juga. Di FP Sahabat Erdogan mereka terlanjur gegap gempita mendukung presiden pujaan hati yang berperang melawan “kafir Armenia”. Jadi patah hati deh. Tapi, harus maju terus pantang mundur dong!
Lalu, mereka berusaha menyeret diskusi ke arah status Nagorno Karabakh.
Mereka: “Itu kan memang wilayahnya Azerbaijan! Wajar dong kalau Azerbaijan mengusir tentara Armenia dari wilayahnya!!
Dina: Lho, kan saya sedang menyoroti perilaku Erdogan-nya? Saya menganalisis, mengapa Erdogan bantuin Azerbaijan, saya pakai perspektif ekonomi-politik. Saya ingin tunjukkan: akar perang itu BUKAN agama/mazhab, tapi ekonomi-politik. Buktinya, Erdogan 9 tahun memerangi Assad (yang dituduh rezim Syiah), sekarang Erdogan bantuin rezim Aliyev yang Syiah.
Mereka: KATA SIAPA Erdogan bantu Azerbaijan karena bantuin Syiah??!!
Dina: Trus menurutmu, bantuin siapa? Presiden Azeri itu Syiah. Muslim di Azerbaijan itu 85%-nya Syiah. Bahkan sebagian warga Nagorno Karabakh itu dulunya (di era Imperium Persia) juga Syiah, tapi seiring waktu, saat ini dihuni mayoritas Armenia-Kristen, dan ada warga Syiah yang terusir akibat perang Armenia-Azerbaijan. Jadi, sebenarnya ada warga Syiah Azerbaijan yang juga menginginkan tanahnya kembali.
Mereka: POKOKNYA ERDOGAN BUKAN BANTUIN SYIAH!NAGORNO KARABAKH ITU WILAYAHNYA AZERBAIJAN YANG SAH DAN DIAKUI PBB!
Dina: Lha, emangnya saya ngomongin status Nagorno Karabakh? Yang saya ingin tunjukkan: akar perang itu bukan agama. Dan, TERBUKTI kan? Sekarang kalian bilang sendiri kalau Erdogan membantu Azerbaijan itu bukan dalam rangka membantu Syiah? Berarti ada motif lain kan? BERARTI BENER DONG YANG SAYA BILANG: agama bukan akar konflik! Jadi, tolong ralat jargon-jargon “jihad” kalian di Suriah ya! Jangan lagi mendukung “jihad” salah kaprah di Suriah! Stop mengkafir-kafirkan pihak lain yang tidak sekelompok denganmu. Stop menggalang dana untuk “jihadis”!
Mereka: Tapi POKOKNYA… POKOKNYA…. POKOKNYA… ELO SYIAH LAKNATULLOH!!
Mumet.
Argumen Para Pendukung “Jihad”

Agama Bukan Akar dari Perang

RIP Andre Vltchek

Video: Turki Menggunakan Pengungsi Sebagai Senjata
Penggunaan pengungsi/migran sebagai senjata untuk menekan negara lain bukan hal baru. Anda bisa baca di artikel Kelly Greenhil, Weapons of Mass Migration: Forced Displacement as an Instrument of Coercion; Strategic Insights, v. 9, issue 1 (2010).
Di video ini terihat jelas bagaimana Turki menggunakan pengungsi untuk menekan Uni Eropa agar mau membantunya mempertahankan Idlib (supaya tidak diambil alih oleh Suriah; padahal Idlib adalah wilayah Suriah). Akibatnya, hari ini Yunani menghadapi krisis pelanggaran perbatasan yang terorganisasi, masif, dan ilegal yang dibacking oleh Turki.
Hal yang jadi catatan dari arus pengungsi dari Turki ke Yunani:
-Yunani sepertinya dipilih jadi “korban” karena negara inilah yang menolak NATO membantu Turki di Idlib.
-Kebanyakan pengungsi yang dilepas adalah laki-laki muda, kuat, dan sebagian terlihat eks milisi teror (lihat video)
-Kebanyakan pengungsi yang dilepas adalah non Suriah, melainkan: Afghanistan, 64%, Pakistan, 19%, Iraq, Iran, Morocco, Ethiopia, Bangladesh, Egypt: 5.4%, Τurki, 5%, Suriah, 4% dan Somalia, 2.6% (sumber data: https://bit.ly/2VYzawW)
Sumber video: akun jubir pemerintah Yunani, Stelios Petsas https://bit.ly/3aF3Y9Y
Milisi teror yang dihadapi oleh tentara Suriah memang bukan kaleng-kaleng. Mereka punya senjata lengkap, disuplai oleh negara-negara kaya raya (plus dari uang sumbangan rakyat berbagai negara, termasuk Indonesia).
Jadi aneh bila ini dibilang “perang saudara” atau
“rezim menindas rakyat”. Rakyat model apa yang punya persediaan senjata sekuat/lebih kuat dari negara?
Beberapa tahun pertama perang (2012- akhir 2016), tentara Suriah kelabakan, bahkan sekitar 70% wilayahnya dikuasai milisi teror ini. Karena itulah Suriah minta bantuan Iran, Rusia, dan Hizbullah. Sejak Desember 2016, posisi berbalik, satu persatu wilayah Suriah berhasil dibebaskan. Kini tersisa 1 provinsi yang berbatasan dg Turki, Idlib. Inilah front terakhir para teroris. Turki dan AS pun turun tangan membantu para teroris ini.
[kalau dishare, pengantar dari saya tidak terbawa, perlu dicopas dulu]
https://web.facebook.com/theSyriainsider/videos/138045994227094/?t=0
Siapa tahu ada yang butuh tulisan ilmiah, bukan sekedar analisis ringan di medsos. Ditulis thn 2016, tapi masih relevan untuk mengetahui aspek ideologi pemimpin dalam mengindentifikasi national interest dalam kebijakan luar negeri Turki.
Di tulisan ini, bab kajian teori dan daftar pustaka sengaja tidak ditampilkan karena tadinya, paper ini akan dikembangkan lagi untuk keperluan publikasi (jurnal). Tapi meski sudah 3 thn berlalu, paper yang rencanakan itu belum beres juga. Soalnya, perubahan sikap beliau ini sangat cepat. Jadi ribet. Nunggu konflik selesai ajalah, baru dianalisis.
*Kesimpulan*
Bahasa Diplomatik Putin dan Erdogan
Kemarin, Putin dan Erdogan bertemu di Moskow. Kesepakatan mereka: semua pihak, termasuk para “jihadis” melakukan gencatan senjata di Idlib. Kita tunggu saja, siapa yang pertama kali mengkhianati. Kemungkinan besar sih milisi teror yang akan ngebom duluan, setelah “amunisi” yang dijanjikan AS datang. [1]
Menarik juga menafsirkan bahasa diplomatik yang dipakai kedua tokoh ini.[2]
Di awal percakapannya, Putin menyatakan selamat datang, dan turut belasungkawa atas kematian tentara Turki. Lalu, Putin mengatakan, “Seperti saya sudah sampaikan kepada Anda lewat telepon, tidak ada, termasuk tentara Suriah, yang mengetahui/menyadari lokasi tentara Anda.”
Secara tersirat, yang dimaksud Putin, “Makanya tentara lo jangan gabung dengan “jihadis” dong.. kan kami sedang mengebomi para “jihadis”, siapa sangka tentara lo bareng sama mereka?”