Beranda » Yaman
Category Archives: Yaman
Analisis Kebijakan Politik Luar Negeri Iran di Timur Tengah “Benarkah Iran Teroris?”
Sudah lama saya tidak update di fanpage ini ya.. Harap maklum, seperti biasa, akhir semester (dan menyambut semester baru) terlalu banyak urusan.
Tapi ini ada acara webinar seru lagi nih.. Silakan gabung bagi yang berminat mengkaji isu aktual soal Timteng. Kan akhir-akhir ini rame lagi tuh tuduhan bahwa “Iran adalah negara pendukung teroris”.. Nah, isu ini akan didiskusikan oleh para mahasiswa Indonesia di Timteng, dari Iran (Ismail Amin), Suriah (Lion Fikyanto), Saudi (Muhammad Ridho Sastrawijaya), dan Yaman (Muhammad Syauqi al-Muhdhar).
Narsumnya: saya (Dina Y. Sulaeman, dosen HI Unpad), Kiki Mikail (dosen Ilmu Politik UIN Palembang), dan pak Ali Muhtarom (dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten).
Cara ikut: klik aja channel Youtube PPI Dunia (https://www.youtube.com/channel/UCAeyYG_Q75jC2BqmWy4aZ8Q) pada hari SABTU 18 JULI 15.30 WIB.
Tulisan terbaru di ICMES: “Black Lives Matters”, Demikian Pula dengan Nyawa Bangsa Yaman
Perhatian dunia saat ini tersedot oleh aksi demo besar-besaran di AS, memrotes tindakan polisi Minnesota yang membunuh seorang warga kulit hitam, George Floyd. Mereka bergerak antara lain dengan slogan “Black Lives Matters” (Nyawa Orang Kulit Hitam Berharga).
Bukankah demikian pula dengan nyawa orang Yaman? Sayangnya, dunia tidak banyak peduli. Media mainstream sangat minim meliput konflik di Yaman. Kini, setelah virus Corona merebak, tiba-tiba saja PBB yang selama ini terlihat pasif, bersama Arab Saudi, yang selama 5 tahun membombardir Yaman, merasa perlu untuk mengadakan konferensi penggalangan dana “penanggulangan Covid di Yaman”.
Sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, selain momen untuk mengintensifkan ibadah, juga merupakan momen untuk kembali menyuarakan dukungan untuk Palestina.
Berikut ini ada tulisan bagus sekali dari pakar komunikasi, Bapak Syafiq Basri (saya copas dari Kompas.com 17 Mei 2020).
***
TENTANG RUMAH DAN JUMAT TERAKHIR RAMADHAN
Syafiq Basri Assegaff
(Pengamat masalah sosial Pengamat masalah sosial keagamaan, pengajar di Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Jakarta)
BILA Anda bosan di rumah gara-gara wabah Corona, mungkin itu saatnya Anda bercermin pada dua perkara ini. Pertama: bayangkan betapa bosan, sedih dan kacaunya kehidupan Anda jika harus hidup terusir di pengungsian, sedangkan kampung halaman hanya berjarak 130-an kilometer.
Tetapi Anda tidak boleh pulang untuk berladang atau kembali beternak kambing, sementara anak-anak Anda juga tak bisa pergi ke sekolah yang dulu, atau balik mengaji di surau guna melantunkan Ratib Haddad, Maulid, membaca wirid, Barzanji atau pun melantunkan Doa Kumail.
Yang di atas itu di Indonesia, yang terjadi pada ratusan pengungsi asal Sampang, Madura – yang terusir sejak belasan tahun lalu dan mulai 2011 hingga kini terpaksa tinggal di Rumah Susun Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Nestapa Yaman
[Dapat SS Twitter ini dari fb Vanessa Beeley]
Di cuitan ini, pejabat PBB UN Relief berterimakasih atas donatur terbanyak untuk Yaman, yaitu: Saudi, Emirat, AS, dan Inggris
Baru kemarin saya nulis soal absurditas tatanan dunia. Nah, ini bukti lain dari keabsurdan itu. Betapa PBB sedemikian tak berdaya. Alih-alih memaksa 4 negara yang paling bertanggung jawab atas pembombardiran Yaman selama 5 tahun terakhir, malah berterima kasih hanya karena donasi secuil dari mereka.
Jelasnya begini: Saudi bersama Emirat, dibantu Inggris dan AS [diakui sendiri oleh Menlu Saudi] sejak 11 Mei 2015 membombardir Yaman (dari udara, dengan pesawat tempur). Semua dibom, rumah sakit, sekolah, bus siswa sekolah, hingga pesta pernikahan dan proses pemakaman.
Akibatnya, rakyat Yaman kini mengalami krisis kemanusiaan terburuk abad ini [diakui PBB], antara lain, 1 anak tewas setiap 10 menit (karena kelaparan dan penyakit).
Umat Muslim di Israel Dilarang Naik Haji oleh Arab Saudi
Setelah jamaah haji Suriah dan Qatar terkena pelarangan berhaji; setelah warga Yaman pernah dilarang naik haji; setelah jamaah haji Iran juga pernah gagal berhaji (dipersulit prosedurnya, sehingga pada detik-detik terakhir tidak memungkinkan lagi mengurus visa); kini giliran orang-orang Palestina yang jadi korban.
Yang jadi korban adalah orang Muslim yang menjadi warga Israel, dan orang Palestina yang menjadi pengungsi di beberapa negara tetangga, misalnya Yordania.
Mengapa ada umat Muslim/orang Palestina yang jadi warga Israel? Tahun 1947, Dewan Keamanan PBB semena-mena membagi dua negeri Palestina, lebih dari separuhnya diserahkan ke entitas Zionis untuk dijadikan negara Israel. Sebagian besar penduduk asli di kawasan yang jadi “jatah” Israel diusir (ada juga yang dibunuh massal), sebagian kecil masih bertahan dan jadi warga kelas rendahan di Israel.
Tulisan yang tadi, dimuat ulang di sini (dengan diedit sedikit oleh redakturnya) :