Kajian Timur Tengah

Beranda » Afganistan » Kunci Kekuatan Taliban

Kunci Kekuatan Taliban

New Release 2013

Prahara Suriah

New Release (2013)

"journey to iran"
"doktor cilik"
"princess nadeera"
"doktor cilik"
ahmadinejad

Oleh Dina Y. Sulaeman*

dimuat di koran Singgalang edisi hari ini.

Perang melawan terorisme yang dilancarkan AS di Afganistan sudah berlangsung 7 tahun. Serangan AS pada musim gugur 2001 memang berhasil menggulingkan rezim Taliban dan disusul dengan dibentuknya pemerintahan Afganistan yang dipilih melalui pemilu. Namun, kenyataannya, Taliban secara de facto tetap tak terkalahkan. Bahkan, Brigadir Mark Carleton-Smith, Komandan Pasukan Inggris di Afganistan pada awal bulan Oktober memproklamasikan, “Kita tidak bisa mengalahkan Taliban,” (The Times, 6/10). ABC News online bahkan juga menyebut tahun 2008 sebagai tahun mematikan bagi tentara asing di Afgan. Padahal, saat ini sekitar 33.000 tentara AS tengah bercokol di negeri ini, ditambah dengan 65.000 tentara NATO yang didatangkan dari 40 negara.

Tidakkah ini menimbulkan tanda tanya besar? Sebuah pasukan yang dicitrakan primitif, berjuang di gunung-gunung batu, punya paham ekstrim kanan, ternyata tak bisa ditaklukkan oleh pasukan tercanggih dunia yang bersenjata lengkap meski perang berlangsung 7 tahun. Osama bin Laden yang disebut AS sebagai teroris nomor 1 dunia, juga tak kunjung tertangkap. Padahal, hampir seluruh pelosok Afghan konon sudah disisir. Sejak 2001, lebih dari 1000 tentara asing dan 1500 warga sipil tewas dalam operasi-operasi militer yang konon bertujuan untuk mencari Osama dan gerombolan Al Qaeda.

Sebuah buku berjudul Bin Ladden, the Forbidden Truth agaknya bisa memberi titik terang pada tanda tanya di atas. Buku karya Brisard dan Dasquie menceritakan adanya negosiasi rahasia antara Bush dengan rezim Taliban pada tahun 2001, sebelum terjadinya tragedi 11 September. Negosiasi itu intinya berisikan kesediaan AS menerima rezim Taliban dan tidak lagi menyebutnya sebagai organisasi teroris jika Taliban bekerjasama dalam proyek minyak di Asia Tengah. AS memang ingin melepaskan diri dari ketergantungan minyak pada Timur Tengah. Ladang-ladang minyak yang layak untuk dieksplorasi terletak di negara-negara Laut Kaspia dan Asia Tengah, seperti Kazakhstan, Azebaijan, dan Tajikiskan. Problemnya, minyak di kawasan itu harus melewati Rusia untuk bisa sampai ke pasar dunia dan ini bukan pilihan yang baik untuk AS. Pilihan lain, yang juga mustahil diambil AS adalah, minyak dialirkan melalui Iran, lalu menembus Teluk Persia. Pilihan terakhir dan terbaik (bagi AS) adalah membangun pipa minyak dari Turkmenistan, terus melewati Afganistan dan Pakistan, hingga sampai di Samudera India. Tak heran bila AS sedemikian bertahan menduduki Afganistan, meski korban nyawa telah sedemikian banyak.

Indikasi lain adanya bisnis minyak di balik serangan AS ke Afganistan adalah bahwa hingga kini, AS tidak pernah mencatatkan Afganistan sebagai negara sponsor terorisme. Padahal, sudah jelas Taleban dan Bin Laden bermarkas dan merajalela di Afganistan. Di saat yang sama, AS memasukkan nama Iran, Suriah, Korea Utara sebagai negara pendukung terorisme tanpa alasan yang masuk akal. Tentu saja, seandainya Afganistan dikategorikan sebagai negara sponsor terorisme, akan mencoreng citra AS jika menanamkan modal bisnis minyak di sana. Fakta aneh lain yang terungkap adalah bahwa sesungguhnya keluarga Bin Laden dan Bush punya hubungan erat di bidang bisnis.

Ada beberapa prediksi terkait hasil negosiasi Bush-Taliban pra Tragedi 11 September itu. Sebagian sumber menyebutkan bahwa Taliban menolak bekerja sama dengan AS. Ada pula sumber lain yang menilai bahwa negosiasi itu membuktikan bahwa invasi AS ke Afgan sudah dipersiapkan jauh sebelum terjadinya 11/9. Namun, yang jelas, tragedi terorisme canggih ala 11/9 itu (yang anehnya, tidak mampu terdeteksi oleh agen FBI dan CIA yang selama ini dicitrakan sangat hebat), memberi alibi kuat bagi AS untuk melancarkan serangan ke Afghanistan dan Irak. Hanya dalam waktu 3 minggu, rezim Taleban bisa digulingkan.

Taliban Ternyata Didirikan CIA

Kini, mari kita melihat fakta di balik pendirian Taliban. Data menyebutkan bahwa antara tahun 1978 dan 1992, pemerintah AS mengucurkan minimalnya 6 juta US Dollar (sebagian bahkan menyebut angka $20 juta) untuk membeli senjata, melatih, dan mendanai pendirian sebuah kelompok jihad Afganistan demi mengusir Soviet dari Afganistan. Perlu diingat, saat itu tengah berkecamuk Perang Dingin AS-Soviet dan AS menggunakan segala cara untuk menghalangi meluasnya pengaruh Soviet di dunia.

Upaya itu juga didukung oleh Arab Saudi dan Pakistan, termasuk dinasti Bin Laden yang menyumbang dana jutaan dollar. Kelompok itu kemudian disebut Taleban, berasal dari kata Taleb atau pelajar, karena merekrut para pelajar Islam di Pakistan dan berbagai negara muslim. Ahmed Rashid, koresponden untuk Far Eastern Economic Review, menulis bahwa pada tahun 1986, Direktur CIA William Casey mengakui bantuan CIA kepada ISI (badan intelijen Pakistan) untuk merekrut pasukan jihad. Minimalnya 100,000 militas Islam berdatangan ke Pakistan antara tahun 1982 and 1992 (60.000 di antaranya pelajar Islam di Pakistan).

Perekrutan, penggalangan dana, dan penyediaan peralatan untuk Taleban disalurkan oleh organisasi Maktab al Khidamar (MAK) dan Osama Bin Laden adalah salah satu dari tiga pimpinan MAK. Pada tahun 1989, Bin Laden menguasai MAK sepenuhnya. Osama bin Laden, anak dari milyarder Arab Saudi, datang ke Afghanistan tahun 1980 untuk bergabung dalam gerakan jihad yang disponsori CIA itu. Dia bertugas merektrut, mendanai, dan melatih 35.000 sukarelawan non-Afghan yang bergabung dengan Taliban. Milt Bearden, Deputy CIA di Pakistan 1986-1989, mengakui, atas sepengetahuan CIA, Bin Laden membawa 20-25 juta dollar per bulan untuk membiayai perang (New Yorker, 24/1/2000). Bin Laden kemudian mendirikan organisasi Al Qaeda pada tahun 1987 yang menjadi pelaksana kamp-kamp pelatihan militan dan berbagai bisnis (perdagangan) di Afganistan.
Bulan madu Taleban-Al Qaeda-Bin Laden berakhir setelah Tragedi 11 September 2001. Segera setelah pengeboman menara WTC di New York yang menewaskan 5000-an orang itu, pemerintahan Bush menuduh Al Qaeda lah pelakunya dan segera setelah itu, melancarkan serangan ke Irak dan Afganistan tanpa izin PBB.

Lalu, kembali ke pertanyaan, mengapa Taliban dan Bin Laden tetap tak terkalahkan hingga kini? Jawabannya sangat sederhana: Taliban adalah kunci bagi AS untuk terus bercokol di Afganistan. Bila Taleban kalah dan Afganistan aman, sulit bagi AS untuk memaksakan kehendaknya (dan proyek-proyeknya) di negeri itu. Pembentukan pemerintahan dan UUD Afganistan segera setelah rezim Taleban digulingkan menunjukkan bahwa rakyat Afganistan memilih bentuk negara Islam. Bila dibiarkan begitu saja, Afganistan akan sangat mudah bersekutu dengan Iran (kedua negara memiliki sejarah historis yang hampir sama, bahkan keduanya dulu pernah tergabung dalam satu negara, dengan bahasa yang sama). Itulah sebabnya, AS tak pernah membiarkan bangsa Afgan mengatur sendiri negaranya. AS terus bercokol di sana, menghancurkan berbagai infrastruktur dan membunuh warga sipil dengan alasan, untuk menumpas Taleban. Dan itulah kunci kekuatan Taleban: AS memang masih membutuhkan keberadaannya.

*pemerhati kajian Timur Tengah, penulis buku Ahmadinejad on Palestine


37 Komentar

  1. Abah Zacky as-Samarani berkata:

    Analisa Anda menurut saya tidak fair, apa kontribusi Amerika terhadap Taleban saat ini? Sejak kapan Afghanistan ada keinginan untuk bersekutu dengan Iran?

    Sejauh saya ketahui, tidak pernah ada kontak antara Taliban dengan Amerika, dan taliban masih ada karena AS tidak mampu menghabisi taliban. Itulah penyebabnya. Bukan karena Amerika berselingkuh dengan Taliban. kalau ada selingkuh, mengapa Taliban digulingkan?

    Bahkan, sebaliknya agaknya Iran yang bersekutu dengan Amerika, sehingga bagaimana pun mustahil Amerika akan menyerang Iran.

  2. dinasulaeman berkata:

    Kalau Anda baca tulisan saya dg cermat, Anda bisa jawab sendiri pertanyaan Anda.

  3. Aspihani berkata:

    Ga mungkin osama berteman ama amerika yg jahat

    • awam berkata:

      sebetulnya yang jahat kalau dipikir secara logika tu siapa?
      orang yang diem2 ngebom orang
      atau yang memberantas pengebom itu?

  4. warung buncit berkata:

    Tak peduli kucing hitam atau kucing putih, yang penting dia bisa menangkap tikus. So..Mau Taliban…atau…siapa kek…. YANG PENTING MAH KAFIR AMERIKA MUSTI HANCUR…GAK PEDULI BUTUH WAKTU 10, 20 TAHUN….KALO PERLU AMPE RATUSAN TAHUN LAH. KITA LIAT KEANCURAN NEGARA-NEGARA KAFIR….

  5. anshar mujahidin berkata:

    melihat realita dan dana perang yang dikeluarkan amerika di afganistan serta jumlah korban dari kafir amerika dan krisis ekonomi yang melanda Amerika, maka masihkah bisa pendapat seperti ini dikemukakan?

  6. dinasulaeman berkata:

    Justru itu Pak.. AS sudah habis2an di Afghan, tapi tetap berkeras melanjutkan perang, bahkan rencana Obama adalah mengalihkan perang Irak ke Afganistan. Ada apa ini?
    Saya tahu, banyak pendukung Taliban dan Osama yg tersinggung atas tulisan ini… Saya juga percaya, memang ada pejuang2 Taliban yg ikhlas berjuang demi Islam. Tapi, grand design-nya bagaimana, itu yg hrs diketahui banyak org. Jgn sampai kita berjuang, ternyata ditunggangi pihak2 musuh.
    Makasih atas komentarnya yg sopan. Sblmnya ada pendukung Taliban-Osama yg mengirim komentar dg sangat kasar dan memaki2 saya:)

    • iskadar dinata berkata:

      apakah anda sudah wawancara lansung dengan tokoh taliban ???dari mana sumber kongkrit yang anda dapat sehingga mempunyai kesimppulan seperti itu???
      4 thn saya tergabung dengan imarah islam afghanistan disana.terima kasih semoga allah awt melimpahkan rahmatnya

    • joni berkata:

      Alhamdulillah ya ukhti dina, kajiannya sangat bagus, saya mendukung tulisan antum.
      Kalaulah setiap muslim memahami tentang bagaimana mendesign sebuah perang maka pastilah Islam akan menang, tapi justru yang terjadi hanyalah emosial yang dibungkus dengan mimpi2 indah akan tegaknya syariat Islam, tanpa punya bekal dan persiapan yg matang bagaimana merancang sebuah peperangan yang hebat.
      Inilah fenomena umat Islam saat ini, kiranya dengan tulisan antum, umat Islam yg berjuang dapat lebih dipandaikan untuk menghancurkan musuh2 Islam.
      Dalam awal2 kebangkitan Islam di Indonesia, Ulama2 Indonesia pada masa itu berpendapat bahwa tauhid itu ada 3 syarat:
      pertama: Sebersih2 tawakkal ‘Alallah
      kedua: Setinggi-tinggi Ilmu (bukan hanya Ilmu normatif, tapi juga ilmu segala hal, termasuk ilmu membuat grand design sebuah perang)
      ketiga: Sepandai-pandai siasat.

      Dan semoga tulisan antum menjadi pemicu antum untuk terus menjadi pejuang Islam ukhti. Islam butuh orang2 seperti antum.

  7. Abdul Rahman Riza berkata:

    Analisa yang cermat bu Dina.. Keep on moving..!!

  8. budi berkata:

    Salam Ibu Dina,

    Saya sepakat dengan pendapat Pak Abdul rahman Riza. Analisis ibu begitu cermat dan kritis. Sebagai seorang penstudi Hubungan Internasional, saya melihat bahwa apa yang ditulis ibu di atas sangat mungkin terjadi. Memang, kebenaran pastinya sangat tergantung pada pernyataan langsung orang2 yang terlibat. Akan tetapi analisis semacam ini perlu dikembangkan mengingat dalam hubungan antar-ngara banyak sekali kesepakatan-kesepakatan strategis yang sangat pragmatis yang tidak mungkin dinyatakan karena sangat kontroversial. Sebagai contoh adalah bagaimana hubungan AS dan Iran sebelum dan sesudah revolusi Islam Iran. Perbedaannya sangat drastis.

    Saya pikir, kita boleh saja mendukung suatu kelompok atau golongan tertentu. Akan tetapi akan lebih baik jika kita tetap berusaha untuk objektif.

    Ibu Dina, ditunggu untuk mengisi lagi acara di Conformeast.

  9. dinasulaeman berkata:

    @Budi: makasih tanggapannya… btw, dlm diskusi kmrn ada yg menarik perhatian saya, soal ‘realisme’ dlm memandang konflik.. mudah2an kapan2 kita bisa diskusi lbh jauh soal itu ya..

  10. budikurniawans berkata:

    iya bu, saya sangat senang. Sebagai awalan saja, sejauh yang saya tau, realisme berangkat dari asumsi bahwa manusia memiliki sifat dasar yang buruk. Dari sini berkembang bahwa perang tidak pernah bisa terlepas dari kehidupan manusia. Manusia selalu mengejar kepentingan, dan ditransformasikan dalam kehidupan antar-bangsa, kepentingan tiap negara yang berbeda sangat meniscayakan benturan antar-kepentingan. Dalam pandangan kaum realis, perdamaian terjadi karena adanya perimbangan kekuatan (balance of power) di antara negara-negara besar yang mendominasi politik internasional. Perang, oleh karena itu, adalah bagian dari the nature of international politics..ini sekilas pandangan sederhana saya bu. tapi perlu di konfirmasi lagi dengan yang lebih ekspert. Saya lihat ibu kenal dengan pak arry bainus. beliau salah satu pengajar yang sangat mumpuni dalam hal ini.

  11. dinasulaeman berkata:

    @Budi: I see… menarik sekali ya… makasih infonya. Saya tertarik mengeksplorasi lebih jauh.. mudah2an kapan2 bisa diskusi dg Pak Ary/Pak Budi.

  12. nadin berkata:

    Halo bunda…
    Secara awam, saya malah melihat hipotesa yang dikemukakan bunda sangat masuk akal. Logika sederhananya mungkin bisa di lambangkan seperti tukang sulap dan penontonnya. Penonton hanya melihat apa yang memang telah dirancang pesulap untuk mereka lihat. Disisi lain, penonton memang melihat apa yang mereka ingin lihat.
    Kita melihat apa yang ‘disiapkan’ untuk kita lihat. Peperangan antara amerika dan afghanistan, israel dan palestina…tetapi alasan – alasan peperangan tersebut kita dapati dari pernyataan untuk pers pada artikel di koran, liputan di televisi, atau wawancara segelintir narasumber. Siapa yang dapat memastikan bahwa semua pernyataan tersebut adalah kejadian nyata dan bukan rekayasa fakta? Sebagai negara konsumtif, saya cenderung percaya amerika memang akan menjalani langkah apapun untuk menjamin kelangsungan gaya hidup mereka…bahkan ketika itu berarti memastikan ‘musuh’ mereka untuk tetap eksis.

  13. dinasulaeman berkata:

    @Nadin: makasih tanggapannya… ya, setuju, sepanjang sejarah AS memang selalu memelihara ‘musuh’nya karena akan menghasilkan uang yg sangat besar..misalnya..dulu ada Uni Soviet..

  14. fahru berkata:

    melihat pragmatisme kepentingan AS terutama di era Bush, saya sepakat atas pendapat ibu dengan kerangka konseptual yang dikembangkan…berkali-kali al-qaeda (osama) didepan mata militer AS, tetapi osama dan organisasinya diperlakukan bagai tikus oleh pasukan AS (kucing)…
    saya melihat konteks diatas berhubungan dengan asumsi-asumsi kaum realis, saya ingin bertanya bu ,” bagaimana kaum realis mempengaruhi politik luar negeri AS di era Bush?
    mohon di penjalasannya ya bu. terima kasih

  15. Muslim berkata:

    Assalamu’alaikum
    bgmana dg pasukan amerika+sekutunya yg d irak jg belum dtarik, apakah dpt dsimpulkn bhw pejuang irak jg ada sekongkol dg org kafir? kalo alasan dbntuknya taliban oleh CIA lantas dpt dsmpulkan bhw taliban adl budak2nya? menurutku tdk sesimpel itu. Krn pndanaan CIA pd pmbntukan taliban adl dg tjuan mgalahkan uni soviet.dn setelah uni soviet tersingkir trnyata USA brmaksud mgambil alih dg menggulingkan taliban.dn pd kenyataannya taliban malah melawan krn yg mrk perjuangkan adl dienul islam.
    sedangkan amerika dan sekutunya mghendaki sistem kafir. Dan benar iran lah yg pny sekongkol dg amerika dn israel. Krn agama iran adl syiah dmana syiah bknlah islam.dn negara yg trgabung dg PBB mrk tlh mjdkan org kafir sbg pemimpin dn negara2 itu mjd budak2 org kafir.
    Wassalam

    • dinasulaeman berkata:

      Syiah bukan Islam? Wah, kalau gitu Anda sepaham dgn Taliban ya?. Mereka membantai (dgn cara menggorok leher) warga Afgan yg Syiah dgn alasan mereka kafir. Saya kira tak ada gunanya menanggapi asumsi kasar yg tanpa dasar spt yg Anda lakukan.

      Ttg Irak, menganalisisnya tidak bisa general, harus perkasus. Analisis saya utk Afganistan tidak bisa Anda pakai utk Irak.

  16. firman berkata:

    mantap analisanya!

  17. YAN NAPOLEON berkata:

    saya juga merasakan bahwa kita orang islam harus lebih dalam mengetahui suatu tabir. indikasi saya melihat betapa SYIAH lebih banyak membela palestins dibanding taliban membela palestina.kita juga tidak boleh menkafirkan karena perbedaan mahzab.ironis memang… orang islam membom orang islam saat orang islam mengarjakan shalat.marilah semua mahzab islam bersatu utk menghancurkan ZIONIS dan pendukungnya. saatnya kita berada dalam satu khalifah

    • awam berkata:

      Mengapa dalam dunia islam begitu membenci kaum yang tidak seiman?
      Apakah Tuhan menciptakan agama hanya Islam?(meski Islam adalah agama terakhir).
      Bila saya andaikan seorang keluarga, dalam suatu keluarga yang memiliki 3 anak, anak pertama yang lahir akan dijadikan anak kesayangannya.
      Begitulah ketika nak kedua dan ketiga dilahirkan.
      sekarangm pertanyaannya: apakah si orang tua akan meninggalkan anak kedua dan pertama setelah ada anak ketiga?
      Tentu tidak! anak terakhir itu akan sama disayangnya oleh si orang tua(dalam hal ini saya andaikan orangtua adalah Tuhan) dengan tanpa mengurangi rasa sayangnya pada anak2 sebelumnya.
      Jadi bila saya pikir lebih dalam, agama diciptakan Tuhan agar kita dapat memilih jalan mana yang dapat dipakai untuk menuju rumah-Nya, bukan untuk semata2 membenarkan agama sendiri dengan menjatuhkan dan memusuhi agama lain.
      demikian pesan saya. Bila ada kata2 yang kurang berkenan saya mohon maaf. Terima Kasih.

      • joni berkata:

        Ya agama yg dibawa memang Islam.
        Anda tidak bisa menganalogikan sebuah idiologi dengan kelahiran. karena idiologi pasti lahir dan kelahiran belum tentu idiologi 🙂
        Kalaupun anda mencoba menganalogikan hal tsb jg gk masalah, hanya masalahnya si orang tua tersebut cuma punya satu anak yg kandung, yg lain bukan anaknya, yaa… mungkin anak angkat, atau mungkin anak kakak ipar atau juga anak tetangga mungkin…. hmmm… ya wajar aja kan kalo si orang tua lebih mengutamakan anaknya dari anak orang lain, dan anak itu ialah Islam 🙂

  18. YAN NAPOLEON berkata:

    saya setuju,saya juga merasakan bahwa kita orang islam harus lebih dalam mengetahui suatu tabir dibalik suatu kejadian. indikasinya saya melihat betapa SYIAH lebih banyak membela palestina dibanding taliban membela palestina.kita juga tidak boleh mengkafirkan karena perbedaan mahzab.ironis memang… orang islam membom orang islam saat orang islam mengarjakan shalat jumat. banyak sekali orang syiah yang tidak tahu apa apa terbunuh.marilah semua mahzab islam bersatu utk menghancurkan ZIONIS dan pendukungnya amerika. saatnya kita berada dalam satu khalifah.jangan suuzan terhadap sesama muslim.

  19. […] Kini, Pbama melancarkan perang Afghanistan dengan alasan memburu Bin Laden, Al Qaida, dan Taleban. Siapakah mereka sebenarnya? Atau jangan-jangan… ini sebuah kebohongan lagi? Saya pernah menulis sedikit ttg Taleban di: sini […]

  20. fuad berkata:

    perjuangan sangat berat adalah menyadarkan saudara kita yg masih tidur namun sok melek. analisa yg diungkap disini adalah fakta yg ditulis secara obyektif oleh jurnalis barat dengan bukti2 yg rasional, kalo tidak setuju hendaknya disampaikan juga dg cara rasional san santun juga.

  21. kopral cepot berkata:

    Hillary Clinton: While at the same time realizing that there’s a lot of other moving parts to this. And the United States, to some extent, has to acknowledge, being among the creators of the problem we are now dealing with. It seemed like a great idea, back in the ’80s to– embolden– and train and equip– Taliban, mujahidin, jihadists against the Soviet Union, which had invaded Afghanistan. And with our help, and with the Pakistani support– this group– including, at that time, Bin Laden, defeated the Soviet Union. Drove them out of Afghanistan, eventually. Saw the fall of the government that they had installed. And the rest we know. They eventually took over. But when we accomplished our primary mission of seeing the Soviet Union thrown out of Afghanistan, we withdrew. And we left the problems of a well-equipped, fundamentalist, ideological and religious group that had been battle hardened to the Afghans and the Pakistanis.

    http://www.cbsnews.com/stories/2009/10/06/eveningnews/main5367884.shtml

    “fakta emang bin Laden n Taliban di danai oleh AS”

    Salam ..

  22. kainsa berkata:

    Wah, sy kedahuluan. Sudah lama ingin menulis tentang Taliban.

    Data-datanya sudah (lumayan) lengkap. Cuma belum jadi.

    Sy kena penyakit M. Malas.

    Btw, salut atas tulisannya. Salut juga karena menimbulkan polemik.

  23. denjaka syiah berkata:

    salah satu motif penting pendirian taleban oleh AS adalah untuk menenggelamkan ketenaran nama Ahmad Shah Massoud; pahlawan bear afghanistan (org syiah) yang merupakan mujahidin yg paling utama dan yg berhasil mengusir sovyet. jika membuka situs2 taleban spt arrahmah, kita sering disuguhi kata2 ‘mujahidin taliban.’ suatu kata yg sungguh rancu, karena sebenarnya taleban bukanlah mujahidin, ia terbentuk setelah Sovyet sudah lemah dan sudah akan pergi dari Afghanistan. faksi2 mujahidin yg paling keras perlawanannya kpd agresor sovyet adalah faksi2 utara afghan, sedangkan pusat taleban terletak di selatan. taleban muncul setelah faksi2 gagal bersepakat dan beperang sendiri, taleban yg relatif lebih bersatu dapat memusatkan kekuatan dan mampu mematahkan satu peratu faksi mujahidin. setelah Ahmad Shah Massoud dibunuh oleh agen Al-Qaeda, pasukan Rabbani dapat dibantai taleban, dan Gulbuddin Hekmatyar terusir, mereka (taleban) akhirnya berkuasa di afghanistan tanpa jasa apapun dalam perang melawan Sovyet.

Komentar ditutup.

Arsip 2007 ~ Sekarang