Kajian Timur Tengah

Beranda » Brazil » Ada Gaza di Brazil

Ada Gaza di Brazil

New Release 2013

Prahara Suriah

New Release (2013)

"journey to iran"
"doktor cilik"
"princess nadeera"
"doktor cilik"
ahmadinejad

Gilad Atzmon dalam postingan terbaru di blognya secara singkat menyinggung masalah kerusuhan yang semakin memanas di Brazil. Atzmon menulis, “Jika Anda keheranan melihat reaksi polisi Brazil [yang represif terhadap demonstran] silahkan lihat video ini…”

Ternyata, di video yang ditaruh Atzmon di blognya itu berisi potongan film dokumenter yang menyebutkan bahwa Brazil adalah klien terbesar industri militer Israel [Brazil importir terbanyak senjata dari Israel]. Di film juga dilihatkan aksi polisi Brazil menyerbu kawasan miskin di Brazil yang dinamai ‘Jalur Gaza’ (mungkin karena miskinnya?).

Lalu, Atzmon menutup kalimatnya dengan, “The message is clear, Israel exports death, in other words,  we are all Palestinians

Ya, Israel telah mengekspor kematian (senjata) dan kita semua sejatinya adalah Palestina (terjajah oleh Israel, dalam berbagai bentuk).

Dulu, dalam artikelnya “Israel Economy For Beginners” Atzmon mengajukan pertanyaan kritis, “Dari mana Israel memperoleh kekayaannya?”

“Bukankah selain alpukat dan jeruk, kita tidak menjumpai produk Israel?” tulis Atzmon. Israel tidak memproduksi mobil, alat elektronik, dan sangat sedikit membuat barang-barang konsumsi lainnya. Dengan sarkasme, Atzmon menulis, “Di tanah yang mereka rampok dari bangsa asli Palestina, mereka juga tidak menemukan mineral berharga atau minyak.”

Jadi, darimana datangnya kekayaan Israel? Atzmon menyodorkan faka-fakta –dan kebanyakan dari kita sebenarnya sudah tahu—bahwa Israel mendapatkan ‘sedekah’ dari orang-orang kaya Yahudi di seluruh dunia. Dalam artikel lain di Haaretz (koran Israel), disebutkan bahwa ada istilah Ibrani yang menjadi standar nilai moral di kalangan Yahudi, yaitu ‘tzedakah’. Haaretz mengutip seorang peneliti yang menyebutkan bahwa orang-orang kaya Yahudi memiliki keterikatan kekeluargaan yang sangat erat dan menjadikan ‘tzedakah’ sebagai sebuah kewajiban moral.

“Enam dari tujuh konglomerat yang menguasai 50% ekonomi Rusia tahun 1990-an adalah orang Yahudi,” tulis Atzmon, dan banyak pengusaha Yahudi Rusia yang juga memiliki paspor Israel. Tentu saja, sudah banyak diketahui, kebanyakan konglomerat AS juga orang Yahudi.  Dalam artikel di Haaretz itu juga dipaparkan betapa berbagai organisasi sosial, sekolah, dan universitas di Israel sangat menggantungkan diri dari tzedakah.

Selain itu, Israel meraup keuntungan besar dari bisnis pencucian uang. Israel merupakan surga untuk mencuci uang haram yang dilakukan mafia-mafia dan pengusaha kotor. Israel juga mendapatkan uang dari industri berlian. Israel mengimpor berlian mentah dari negara-negara miskin Afrika lalu mengolahnya menjadi perhiasan dan mengekspornya ke berbagai  negara dunia. Mengingat bahwa penambangan berlian banyak mengorbankan rakyat miskin di Afrika, dan bahwa berlian menjadi salah satu pilar utama ekonomi Israel yang merupakan penjajah Palestina, maka berlian produksi Israel sering disebut sebagai ‘blood diamond’ (berlian berdarah).

Parahnya, di pasar, konsumen tidak bisa mendeteksi, mana ‘berlian berdarah’ produk Israel, mana berlian produk negara lain. Tak heran bila LSM-LSM pro-boikot produk Israel menyuarakan protes terkait tidak bisa terdeteksinya negara asal produksi berlian.

Israel juga mendapat uang dari penjualan alat-alat militer (dan sayangnya, Indonesia termasuk pembelinya!), bahkan dari penjualan organ tubuh manusia. Pendek kata, Israel memiliki perekonomian yang maju karena melakukan aktivitas ekonomi yang sangat kotor.

Dan, berita buruknya (atau baiknya?), orang-orang Yahudi kasta rendah di Israel sama sekali tidak menikmati kekayaan itu. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Israel pada saat yang sama justru disertai dengan ketidakadilan sosial. Di Israel, ada 18 keluarga yang mengontrol 60% perusahaan. “Jurang antara si kaya dan si miskin di Israel sangat besar,” tulis Atzmon.

Menariknya, kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang kaya Zionis di berbagai penjuru dunia lewat aktivitas ekonomi kotornya, membuat Atzmon menyimpulkan, “Kita semua ini adalah bangsa Palestina dan kita memiliki satu musuh yang sama.”

Kini, bila kita melihat bagaimana Timur Tengah dibakar oleh konflik sektarian, orang-orang yang berpikir akan berusaha mencari tahu, siapa sesungguhnya di balik semua ini? Sayangnya, sebagian umat muslim justru mau diperalat untuk melakukan kekerasan atas nama Islam, tanpa mau melihat bahwa sesungguhnya ada Israel di balik semua ini. Artikel ini bagus untuk menambah wawasan kita soal ini:  Oposisi Suriah dan Illuminati.

Tanpa kemauan kaum muslimin untuk berusaha memahami, siapa musuh sejati mereka, mereka akan mau saja diadu domba dan akhirnya hancur bersama-sama. Kita, umat muslim dunia, saat ini semua sedang dijajah Israel, namun yang memalukan, penjajahan itu sebagiannya dilakukan melalui tangan-tangan muslim sendiri.

Arsip 2007 ~ Sekarang