Kajian Timur Tengah

Beranda » Indonesia » Balada Republika dan Piyungan :)

Balada Republika dan Piyungan :)

New Release 2013

Prahara Suriah

New Release (2013)

"journey to iran"
"doktor cilik"
"princess nadeera"
"doktor cilik"
ahmadinejad

Tanpa saya duga, surat terbuka saya yang saya tulis dengan penuh rasa hormat pada Ust Arifin Ilham (karena saya suka pada amalan-amalan dzikir), menyebar cukup luas di media sosial & online. Dari blog ini saja dalam 2 hari sudah dishare 10.000 kali lebih via FB. Setelah itu, barulah muncul info-info, bahwa memang ada ‘perubahan’ pada diri beliau. Di antaranya, ada yang kasih liat video beliau berteriak “jihaaad!!” dengan mimik wajah yang membuat saya kaget. Lebih kaget dibanding saat membaca berita ini (yang jadi referensi utama saya saat nulis surat terbuka itu). Laa hawlaa wa laa quwwata illa billah… semoga Allah menjaga negeri ini supaya tetap damai.

Dari sekian banyak komentar, tanggapan, baik yang mendukung maupun mencaci-maki saya, yang ingin saya komentari cuma dua hal: Republika dan PKS Piyungan. Pertama, Republika. Menarik sekali, tanpa saya minta (lha emang siapa saya sampai bisa ‘meminta’), Republika memuat utuh surat saya itu. Link-nya juga sudah tersebar, saya sempat SS salah satu yang diposting teman:

Capture-republika

Jejak di Google juga masih ada:

google

Kemarin, surat itu seharian bertengger di deretan teratas top-five (artinya, terbanyak dibaca). Pagi ini saya mendapat informasi, isi surat itu sudah dihapus oleh Republika. Silahkan saja coba klik http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/02/17/njvnlg-soal-syiah-ini-surat-terbuka-untuk-ustaz-arifin-ilham

Pertanyaannya: mengapa dihapus? Pembungkaman suara? Pemberangusan kritik? Hegemoni kuasa dalam pembentukan narasi? Jawab saja sendiri, ini pertanyaan yang sangat mudah dijawab.

Kedua, PKS Piyungan memuat artikel jawaban surat saya itu dengan judul “Surat Terbuka untuk Ibu Rumah Tangga Dina Y. Sulaeman” capture-PKS

Saya tidak merasa perlu repot-repot membalasnya. Saya sudah sangat sering diserang dengan model tulisan begini. Awalnya dia bilang A, saya jawab B, dia jawab lagi dengan A2, muter, tak ada argumen valid untuk membantah B, hanya mengulang A dengan variasi. Tidak ada gunanya dijawab lagi. Soal tuduhan-tuduhan keji terhadap saya pribadi, saya berusaha sabar. Allah tidak tidur dan ada akhirat tempat itung-itungan.

Tapi saya pagi ini mendapati ada dua tanggapan di sosmed yang menarik sekali. Sayang kalau tidak dimuat di sini untuk kenang-kenangan. Yang pertama ditulis Ahmed Zain-Oul Mottaqin, yang kedua, Mukti Ali Azis.

Ini saya copas utuh tanpa perubahan apapun:

Simpatisan pkspiyungan bernama Wildan Hasan yang mengaku sebagai bapak rumah tangga numpang tenar dengan membuat surat balasan buat bu Dina Y. Sulaeman.Isinya sangat tendensius, khususnya ketika (nekad) berbicara tentang konflik Suriah dan Libya. Buat bu Dina ga usah repot-repot ngebantah lah, ni orang levelnya jauh sekali dari ibu. Ibu cukup duduk manis dan biar saya yang membantah isinya dengan ringkas.
1. Tulisannya tanpa prinsip ‘cover both side’. Fatwa-fatwa ulama yang dicopasnya hanya dari golongannya sendiri yaitu Ibnu Taimiyah & Hamud bin ‘Uqla Asy-Syu’aibi. Seharusnya dia membawa sumber-sumber netral langsung dari ‘Ulama-ulama besar Suriah sendiri seperti Syaikh Al Buthi, Syaikh Ahmad Hassoun, Syaikh Wahbah Zuhaili, mereka semua adalah ‘Ulama Sunni Aswaja cinta negerinya dan pro-pemerintahnya.
2. Yang lucu, si penulis ga berani mengangkat isu-isu aktual di Suriah. Yang dia berani (seperti biasa) cuma teriak-teriak Syi’ah sesat, Syi’ah membantai Sunni dll, persis kayak gw lagi baca arrahmah.(on)com & voaislam.
3. Dia bilang pemerintah Syi’ah Suriah membantai Sunni. Apa dia lupa atau (pura-pura) tidak tahu, hasil pemilu Juni kemarin Assad terpilih kembali dengan perolehan 88.7% suara rakyat. Itu artinya mayoritas mutlak rakyat Suriah apapun latarnya masih mencintai Assad. Itu yang selalu ditutupi media-media Takfiri.
4. Dan (lagi) fakta yang selalu ditutupi mereka, para pemberontak di Suriah mayoritas bukanlah rakyat Suriah, tapi para militan takfiri asing yang datang dari 83 negara (termasuk Indonesia), korban cuci otak sektarian yang rame-rame menginvasi Suriah dengan kedok “jihad”.
5. Fitnah-fitnah Assad membantai Sunni baru ditebar 4 tahun terakhir sejak invasi para takfiri asing ke Suriah. Faktanya sebelum itu tidak pernah ada isu-isu tersebut. Assad sudah menjadi Presiden sejak tahun 2000 dan sampai hari ini Sunni masih mayoritas di Suriah (74%). Kalo Assad benar-benar membantai Sunni, harusnya sudah habis semua Sunni di Suriah, wong dia sudah berkuasa 15 tahun.
6. Lalu bagaimana dengan Libya? Disana bahkan tidak ada Syi’ah, tapi nyatanya terjadi perang selama 4 tahun disana. Para pemberontak takfiri kawanannya si Abu Jibril akhirnya berhasil membunuh Mu’ammar Qaddafi secara keji dengan bantuan NATO & AS.
7. Lalu siapa yang paling kena dampak dengan kematian Qaddafi ? Tidak lain adalah Yayasan Qaddafi Islamic Center pimpinan Arifin Ilham sendiri. Suplai dana operasional Rp 128 juta/bulan dari pemerintah Qaddafi ke yayasan tersebut terhenti, hingga belakangan nama Masjid yang dibangun dengan biaya penuh dari Qaddafi itu kini berganti nama dari ‘Masjid Mu’ammar Qaddafi’ menjadi ‘Masjid Az-Zikra’.
8. Yang paling konyol si penulis berkata Syiah adalah pembuat makar & ancaman bagi NKRI. Tapi faktanya yang selalu teriak-teriak Bubarkan NKRI, tegakkan Khilafah, Pancasila berhala thogut, demokrasi kafir, haram hormat bendera & menyanyikan Indonesia Raya itu golongan mereka sendiri. Bahkan yang selalu kena tangkap Densus 88 ya mereka juga, bukan Syiah tuh. pacman emoticon Sekian & Terima kasih. Kalo ada yg mau nambahin silahkan. smile emoticon
—-
memang beda tulisan intelektual asli dengan yang bukan, coba cek deh:

Hasil analisis terhadap tulisan Wildan Hasan, Koordinator MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) Kota Bekasi :


Total karakter tulisan : 2.374 karakter, dengan rincian :
· ide sendiri : 501 karakter
· copy paste : 1.873 karakter

jadi hanya 20% ide sendiri, 80% jiplak tanpa dianalisis, divalidasi ataupun dituliskan sumbernya.

cek cek cek…

untung memang ngakunya cuman Bapak rumah tangga biasa (kasihan anaknya ;P punya bapak kayak gitu)
😀 😀
—–
Katakanlah kebenaran walaupun pahit, sabda Rasulullah SAW. Yup, saya sudah merasakan kok, pahitnya mengatakan semua ini, sejak 2012 sampai sekarang dan entah kapan. Semoga menjadi inspirasi buat para pembaca. Kalau saya saja yang emak-emak sanggup menahan kepahitan ini, tentu harusnya kalian yang lebih hebat dari saya juga bisa. Tidak cuma isu sektarian saja lho. Ada banyak sekali kebenaran di luar sana yang tertutupi, mulai dari masalah politik, lingkungan, agraria, pertanian, kesehatan, migas, dll. Perubahan sosial hanya akan terjadi bila diawali dengan upaya-upaya pencerahan publik, di berbagai sektor dan isu.
Terakhir, dengan penuh kerendahan hati dan rasa sayang, saya ucapkan terimakasih kepada mereka (baik yang saya kenal maupun tidak) yang bersedia share tulisan saya itu. Saya baca sekilas, mereka yang men-share ada yang malah dibully oleh takfiri. Ada pula teman-teman yang diganggu melalui inbox. Proud of you guys… Anda berani sekali.  Untuk Indonesia Damai.
Update:
sebuah situs berita terkemuka ternyata juga memuat utuh surat terbuka itu, inilah.com, terimakasih utk redaktur situs ini 🙂

Arsip 2007 ~ Sekarang