Kajian Timur Tengah

Beranda » Amerika » Beda antara “Teori Konspirasi” dan “Konspirasi”

Beda antara “Teori Konspirasi” dan “Konspirasi”

New Release 2013

Prahara Suriah

New Release (2013)

"journey to iran"
"doktor cilik"
"princess nadeera"
"doktor cilik"
ahmadinejad
https://web.facebook.com/DinaY.Sulaeman/videos/407861997880195

Jika dilihat dari sejarahnya, istilah teori konspirasi dulu dimunculkan oleh media-media AS (saat heboh terbunuhnya JFK) untuk membungkam pertanyaan kritis mengenai “siapa dalang dari semua ini?”

Hingga kini, seolah mempertanyakan “siapa dalangnya?” dari sebuah fenomena, dianggap “teori konspirasi.” Bahkan, sekedar mempertanyakan peran Bill Gates dalam pandemi, ada saja yang mengejek “ah elo pake teori konspirasi!”

Memang, sering terjadi, orang mencocok-cocokkan berbagai fakta dan membuat “teori.” Kalau yang model ini, ya cocok disebut “teori konspirasi,” karena masih sebatas teori, dan terpeleset pada sikap mencocok-cocokkan. Fakta-fakta parsialnya mungkin benar, tapi digabung-gabung semaunya sehingga membentuk kisah yang halu.

Sejak awal konflik Suriah (2012), saya sering menulis soal “dalang konflik di Suriah” dan saya jelas menulis, yang paling berkepentingan dalam konflik ini adalah AS dan Israel, dan para jihadis itu hanya pion yang dimanfaatkan saja. Ini sama sekali bukan mencocok-cocokkan, memang ada datanya, dan konklusi yang diambil juga berbasis teori akademik, tidak asal jeplak.

Akhirnya terbukti kan, bahwa memang AS dan Israel dalangnya, mereka pakai proxy (kaki-tangan), yaitu negara-negara Teluk dan Turki. Nah, mereka ini, bersama dengan para pemimpin milisi-milisi “jihad,” ormas-ormas perekrut “jihadis” dari berbagai negara (termasuk Indonesia, kalian tahulah siapa ormas-ormas yang saya maksud), semuanya BERKONSPIRASI dalam proyek penggulingan rezim di Suriah.

(Terlalu panjang kalau saya cerita ulang di sini. Bukti-bukti pernyataan saya ini saya tulis di fp ini, di blog, maupun di dua buku saya soal Suriah.)

Intinya: ketika beberapa terbukti pihak bekerja sama untuk melakukan kejahatan, itu disebut KONSPIRASI, bukan lagi “teori konspirasi”. Sebaliknya, ketika masih teori, bukti-bukti parsial dicomot sana-sini, itu pun sebagian belum terbukti valid, lalu disambung-sambungkan dengan halusinasi, itulah TEORI KONSPIRASI.

Demikian pula untuk isu pandemi ini. Ketika kita menyodorkan bukti-bukti soal aktivitas tokoh/yayasan/perusahaan tertentu yang jelas-jelas membuat vaksin merk tertentu, dalam rangka mempertanyakan keamanan vaksin tsb, ada saja yang dengan arogan berkata, “Kamu tidak ilmiah, kamu pakai teori KONSPIRASI.”

Padahal, ketika sudah terbukti (melalui dokumen-dokumen hasil riset yang valid) ada produk tidak aman disebarkan ke publik, karena si perusahaan bekerja sama dengan politisi, kaum elit, lembaga riset, media, bahkan dengan organisasi internasional, itu artinya mereka melakukan KONSPIRASI (bukan lagi teori).

Yang suka pakai teori konspirasi ini bukan cuma orang “biasa” lho. Di video ini Anda bisa lihat seperti apa teori konspirasi dipakai oleh senator AS, John Kennedy. Dia bilang, Putin itu hatinya hitam, haus darah seperti Stalin.

Yang lucu, dia bilang, “Jelas bagi saya bahwa Putin bekerja sama dengan Presiden Xi di China dan bekerja sama dengan AYATOLLAH DI IRAN, dan ini adalah tujuan mereka: tujuan mereka adalah membuat Rusia menang di Ukraina, sehingga Rusia dapat mendominasi Eropa tengah dan timur. Tujuan mereka adalah agar Presiden Xi mendominasi Indo-Pasifik dan menjadi bebas untuk bergerak di Afrika dan Amerika Selatan.”

Teori konspirasi yang dibangun oleh Kennedy adalah Rusia + China+ Iran bekerja sama dalam menyerang Ukraina, makanya, situasi ini MENGANCAM rakyat AS, makanya, rakyat AS harus ikhlas saja kalau uang pajak mereka disedot besar-besaran untuk kirim senjata ke Ukraina. (Kennedy berpidato ini dalam rangka mendukung pengesahan anggaran 40 miliar USD untuk Ukraina).

Karena Kennedy menyebut-nyebut AYATOLLAH, saya jadi teringat pada orang-orang yang hobi bawa-bawa teori “bulan sabit Syiah.” Mereka membangun teori konspirasi bahwa Iran bergerilya menyebarkan Syiah di wilayah-wilayah Timur Tengah, demi membangun “kerajaan Syiah” dan kalau di peta, wilayah-wilayah itu seolah berbentuk bulan sabit. Buktinya apa? Ya apa saja, dicocok-cocokkan. Bahkan kalau perlu kisah paling halu pun dibuat: “Iran diam-diam bekerja sama dengan Israel.”

Buat para penteori konspirasi dari kalangan akademisi/politisi, agaknya segala teori politik/teori HI, analisis geopolitik, teori keamanan (security) yang established, diabaikan saja (demi tujuan tertentu). Tentu sungguh disayangkan, kok mereka mau-maunya selevel sama kaum tertentu yang demen teriak ‘kuminis, syiah, kafir, sesat, bantai.”

Demikian sekilas info. 🙂

Arsip 2007 ~ Sekarang